Pemda Perlu Tingkatkan Kewaspadaan terhadap Bencana Hidrometeorologis

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Beberapa daerah dilanda banjir dan longsor akibat tingginya curah hujan yang terjadi di daerah perkotaan maupun daerah hulu sungai.
Tinggi curah hujan ini menurut Kepala Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM Dr. Muhammad Anggri Setiawan patut diwaspadai dengan serius untuk menghindari jatuhnya korban jiwa akibat bencana banjir dan longsor di semua wilayah Indonesia.
“Ada kemungkinan periode ini kita mengalami triple dip la nina. Sudah dimulai sejak 2020 dan tahun 2022 ini. Musim hujan cenderung datang lebih awal. Kewaspadaan lebih ditingkatkan untuk bencana hidrometeorologis seperti banjir luapan sungai, banjir bandang, longsor, angin kencang di semua wilayah Indonesia,” kata Anggri, dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, belum lama ini.
Ia menambahkan Kenaikan curah hujan baik di hulu sungai atau tingginya curah hujan di perkotaan tetap bisa berisiko menyebabkan banjir. Oleh karena menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk pemangku kepentingan dan warga masyarakat yang berisiko terkena dampak. “Bencana tanggung jawab semua pihak, seluruh satuan kerja pemda yang dikoordinasi oleh BPBD harus mengaktifkan rencana kontingensi yang sudah disusun khususnya untuk tahapan siaga dan tanggap darurat,” paparnya.
Baca juga: Waspadai Cuaca Ekstrem, Selama Oktober Sudah Terjadi 7 Kali Tanah Longsor di Bantul
Bagi masyarakat yg tinggal di daerah rawan banjir, kata Anggri, seharusnya memiliki skenario terburuk dengan langkah kesiap-siagaan penyelamatan jiwa khususnya anggota keluarga yang rentan dengan melakukan upaya pengamanan dokumen dan selalu berkomunikasi dengan komunitas lingkungan sekitar dalam pengurangan risiko.
Soal upaya untuk mengantisipasi banjir, menurutnya bisa dilakukan pemda jauh-jauh hari lewat perbaikan drainase dan pengerukan dasar sungai. “Pengerukan sungai, pembersihan drainase jangan dilakukan dalam kondisi siaga darurat seperti sekarang ini. Debit aliran sungai sedang tinggi saat ini. Hujan intensitas tinggi bisa turun deras sewaktu-waktu,” ungkapnya.
Selain bencana banjir, kata Anggri, warga masyarakat perlu mewaspadai bencana longsor yang bisa mengintai bagi penduduk yang tinggal di sekitar tebing. Untuk mencegah terjadinya korban maka perlu ada edukasi, himbauan dan deteksi dini daerah yang dianggap rawan longsor saat hujan lebat. “Setiap pemda seharusnya sudah memiliki pemahaman lokal, dokumen kajian risiko bencana, desa tangguh bencana dan berbagai instrumen lainnya. Saatnya saling mengingatkan dan mengaktifkan semua komponen tersebut. Jangan sampai menunggu korban,” pungkasnya.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Mahasiswa Jogja! Pendaftaran Program Pertukaran Mahasiswa Sudah Dibuka
Advertisement

Deretan Negara di Eropa yang Bisa Dikunjungi Bagi Pelancong Berduit Cekak
Advertisement
Berita Populer
- Orang Tua Klaim Punya Bukti Polisi Menyiksa Terdakwa Klitih Gedongkuning
- 15 Hari Sebelum Lebaran, Jalan Nasional di Kulonprogo Dibikin 2 Lajur
- Ibu Memanggil Pulang, Cara Lain Polda DIY Mengatasi Klitih
- Bahas Bencana Alam, Mahasiswa UAJY Prestasi Mentereng di Malaysia
- Cegah Kekerasan Jalanan, DPRD Bantul Pertimbangkan Aturan Jam Malam
Advertisement