Advertisement

Hama Regul dan Ketersediaan Air Jadi Kendala Pengembangan Minapadi di Gunungkidul

David Kurniawan
Jum'at, 21 Oktober 2022 - 23:37 WIB
Budi Cahyana
Hama Regul dan Ketersediaan Air Jadi Kendala Pengembangan Minapadi di Gunungkidul Ilustrasi. - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul berkomitmen mengembangkan minapadi. Namun, upaya mewujudkannya tidak mudah karena ada sejumlah hambatan.

Selain ketersediaan air yang terbatas, minapadi juga terancam serangan hama regul atau berang-berang. Hewan predator ini berpotensi memangsa ikan-ikan did alam kolam.

Advertisement

Kepala Bidang Perikanan Budi Daya Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Supriyono, mengatakan meski didominasi perbukitan, Gunungkidul tetap punya potensi pengembangan mindapadi. Ada lahan seluas 12 hektare yang bisa dipakai untuk membudidayakan padi dan kolam ikan.

“Potensinya ada di Kapanewon Ponjong, Karangmojo dan Wonosari. Sekarang juga masih terus dibudidayakan,” katanya, Jumat (21/10/2022).

Menurut dia, minapadi tidak hanya untuk memperkuat ketahanan pangan. Jenis pertanian ini juga sebagai upaya pengembangan agrowisata.

Konsep tersebut sudah dikembangkan di Lembah Desa Pulutan, Wonosari. Total lahan seluas 2,5 hektare tidak hanya difungsikan untuk pertanian, tapi juga dibuat kolam untuk pemeliharaan ikan.

“Bud idaya minapadi ini juga dikembangkan menjadi destinasi wisata,” kata Supriyono.

Meski demikian, ia tidak menampik program minapadi tak sepenuhnya berjalan lancar. Hal itu tak lepas dari ketersediaan sumber air untuk kolam.

Dia mencontohkan, upaya pengembangan Lembah Desa Pulutan tidak hanya mengandalkan sumber alami, tapi juga memanfaatkan sumur bor guna menjaga ketersediaan air dalam kolam.

“Memang air jadi kendala dalam pengembangan sehingga tidak bisa semua lokasi digunakan untuk budidaya,” katanya.

Selain itu, permasalahan muncul pada saat budi daya. Pemeliharaan ikan dalam kolam sawah terancam oleh keberadaan hama regul atau berang-berang.

BACA JUGA: 3 Kasus Gagal Ginjal Akut Ditemukan di Sleman, 2 Sembuh 1 Meninggal

“Memang harus diawasi agar ikan-ikan tidak dimakan regul. Meski demikian, kami tetap komitmen untuk pengembangan dengan terus mengajukan usulan perluasan budidaya setiap tahunnya,” katanya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul Krisna Berlian mengatakan terus berkomitmen mengembangkan program minapadi. Menurut dia, pertanian terpadu ini memberikan banyak manfaat. Di satu sisi, para petani bisa memanfaatkan air dari kolam ikan sebagai tambahan pupuk untuk pemeliharaan tanaman padi. Sedang di sisi lain, petani juga dapat memperoleh dari hasil memelihara ikan.

“Ikan yang dihasilkan tidak hanya bisa dijual, tapi juga dapat dikonsumsi. Dengan begini, secara tidak langsung juga ikut mengkampanyekan gerakan gemar makan ikan,” kata mantan Kepala Dinas Peternakan ini. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement