Mahasiswa di Jogja Banyak yang Stres, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Jumlah mahasiswa yang memanfaatkan layanan konseling meningkat, tidak hanya di fasilitas yang disediakan kampus. Peningkatan konseling juga terjadi pada layanan di puskesmas. Di Puskesmas Depok II, Sleman dalam satu hari melayani dua sampai tiga mahasiswa.
Psikolog Klinis Puskesmas Depok II, Swastika Ayu Normalasari mengatakan masalah yang dihadapi mahasiswa beragam, mulai dari beban kuliah, kekerasan di kampus fisik hingga seksual. Pelakunya ada yang teman sendiri bahkan dosen. Atas kekerasan yang dialami kampus, pelakunya biasanya tidak ditindaklanjuti.
"Ini perlu riset [kenapa mahasiswa rentan stres] mostly dalam satu tahun ini karena transisi pembelajaran online ke offline. Beberapa hal lain kurang dukungan keluarga, riwayat bullying, tuntutan akademis, sosial, hingga pasangan," ucapnya kepada Harianjogja.com ditemui di Puskesmas Depok II, Rabu (26/10/2022).
Mulanya yang banyak mengakses layanan ini adalah usia-usia menginjak quarter life crisis. Umumnya terjadi di usia 25 tahunan. Tapi kini mahasiswa semester satu sudah mengakses layanan konseling. Mereka di rentang usia 18-20 tahun.
"Bisa jadi karena aksesnya [mudah] jadi terdata orang semakin tahu layanan psikologi. Orang semakin banyak tahu, gak malu lagi datang ke psikolog," paparnya.
Di Puskesmas Depok II sendiri hanya ada satu psikolog, dalam sehari dia bisa melayani sampai belasan sesi, ada yang sesi panjang dan pendek. Karena melayani seorang diri kadang dia harus menutup antrean karena terlalu banyak.
"[masalah] lebih ke dirinya sendiri, insecure, terus pengelolaan emosinya. Kalau yang hanya butuh motivasi cukup satu sampai dua sesi, terapi bisa lima sampai enam kali, ada juga yang dua tahun," paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, kemudahan akses dalam segala hal membuat mereka kurang terbiasa dengan proses. Jika mengerjakan sesuatu dan mendapatkan koreksi langsung merasa gagal.
"Kok gak bisa ya. Padahal proses berubah atau healing butuh waktu. Dengan biasa apa-apa serba cepat kemampuan mereka menunggu proses berkurang di sini," ucapnya.
Agar tidak mudah stres dia menyarankan untuk mengelola diri, mulai dari aktivitas hingga emosinya. Selain itu pola hidup sehat juga perlu dijaga. "Melihat sekarang banyak makanan yang gak sehat tapi fenomenal viral. Olahraga juga ngaruh kalau tubuh gak fit moodnya jelek," jelasnya.
Harianjogja.com mencoba datang ke Puskesmas Depok III yang lokasinya lebih dekat dengan kampus. Namun sayang tidak diizinkan untuk wawancara. Sementara puskesmas lain yang jaraknya tidak terlalu dekat dengan kampus juga menerima pasien mahasiswa, seperti di Puskesmas Mlati II.
Psikolog Klinis Puskesmas Mlati II, Berta Devi Aryani mengatakan ada sekitar 15-an mahasiswa yang mengakses layanan setiap tahunnya, dalam tiga tahun terakhir. Meningkat saat pandemi karena sebelum pandemi hanya sekitar lima orang saja.
"Ada mahasiswa yang mengakses layanan psikologi di Puskesmas, meskipun ada layanan konsultasi di kampusnya. Bahkan malah mahasiswa psikologi yang juga mengakses," jelasnya.
Meningkatnya akses pada layanan psikologi menurutnya bisa karena sudah banyak dibicarakan. Mungkin juga karena kondisi sekarang tantangan hidup lebih beragam, sehingga perlu kemampuan beradaptasi tinggi.
BACA JUGA: Mahasiswa Rentan Stres, Psikolog: Hidup yang Serba Mudah Jadi Penyebabnya
Advertisement
"Bisa jadi karena dulu layanan psikologi dan literasi tentang kesehatan mental belum terbuka seperti sekarang sehingga tidak banyak ditemukan data." "Isu yang dibawa toxic relationship, toxic parents, kegagalan, ketakutan dengan relasi sosial, dan insecure," lanjutnya.
Sebelumnya, peningkatan jumlah mahasiswa yang meminta layanan konseling juga terjadi di UGM. Kebanyakan mereka stres karena masalah akademik hingga kehidupan pribadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- 2 ASN yang Dipecat karena Selingkuh Aktif Kembali, Bupati Gunungkidul Kecewa
- Bantul Berlakukan Status Siaga Banjir dan Longsor hingga 31 Desember 2024
- 150 Kader Adiwiyata SMP N 3 Banguntapan Dilantik, Siap Bergerak Lestarikan Lingkungan
- Polres Bantul Kerahkan 228 Personel untuk Mengamankan Masa Tenang Pilkada 2024
- Terlapor Tak Datang Klarifikasi, Penelusuran Dugaan Politik Uang di Pilkada Jogja Dihentikan
Advertisement
Advertisement