Advertisement
Mahasiswa Rentan Stres, Psikolog: Hidup yang Serba Mudah Jadi Penyebabnya

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN - Kemudahan yang bisa didapat di banyak sektor saat ini, berdampak pada tingkat ketahanan remaja menghadapi masalah menjadi rendah. Hal ini berpotensi membuat remaja gampang stres.
Ketua Program Studi S1 Psikologi Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Annisa Warastri mengatakan remaja atau mahasiswa sekarang terlahir dalam kondisi yang serba mudah diakses dengan teknologi. Dia menganggap kemudahan ini membuat banyak remaja tidak kuat menghadapi masalah atau kesulitan yang muncul.
Advertisement
"Zaman sekarang misalnya, nyari buku kuliah gampang banget, googling jadi. Zaman dulu enggak ada Internet, masih jarang pakai ponsel. Dulu sebelum ada wifi pakai router, anak-anak zaman sekarang ponsel aja sudah smartphone semua," kata Annisa, Selasa (25/10/2022).
Dengan kemudahan tersebut, mereka jadi memble ketika diberikan sedikit tambahan beban. Padahal ketika mereka sudah bekerja, kesulitan lebih kompleks dari mencari pekerjaan.
BACA JUGA: BCS, Brajamusti dan Paserbumi Diskusi Satu Meja, Ini yang Dibahas..
Belum lagi gaya hidup mewah yang semuanya mempertimbangkan komentar teman dan orang lain. Menurut Annisa, mahasiswa lebih mendengar ucapan teman daripada orang tua.
Hal ini berpotensi membuat mahasiswa memiliki ukuran gaya hidup seperti yang dilakukan teman-temannya. Sementara kemampuan orang berbeda-beda.
Kemudahan juga berpengaruh pada tingkat usia orang dianggap remaja. Di Indonesia, umur remaja sampai 18 tahun. Sementara di beberapa negara lain, seseorang yang berumur 18 tahun sudah harus cari uang sendiri.
"[Kalau di negara] Kita enggak, sampai menikah masih tinggal sama orang tua,” katanya. “Ini kenapa anak-anak generasi sekarang lebih rapuh, karena kemudahan yang mereka dapatkan ini tidak sejalan dengan tingkat kesulitan yang mereka hadapi, akan jauh lebih kompleks," ujar dia.
Meski permasalahan ini sudah terlihat, tetapi dia belum memiliki solusi yang sekiranya cocok. Namun, dia menerapkan di kampusnya, setiap masalah yang terjadi di kehidupan nyata, akan diajarkan juga di kampus. Harapannya, mahasiswa memiliki gambaran kesulitan yang mungkin muncul serta gambaran solusinya, terutama setelah lulus.
"Mereka akan saya buat seolah-olah mereka sudah lulus, saya enggak peduli dengan kemudahan yang mereka dapatkan. Saya ajari anak-anak cara selesaikan masalah dengan mandiri dan sehat," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kerugian Negara Akibat Kasus yang Menjerat Tom Lembong Rp194 Miliar
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting di Gunungkidul, Warga Diberikan Bantuan Indukan Ayam Petelur
- Jalur dan Titik Keberangkatan Trans Jogja Melewati Kampus, Sekolah, Rumah Sakit, dan Malioboro
- Ubur-ubur Sudah Bermunculan di Sejumlah Pantai Kulonprogo, Wisatawan Diminta Waspada
- Disnakertrans Bantul Alokasikan Anggaran JKK dan JKM untuk Masyarakat Miskin Esktrem
- Sekolah Rakyat di DIY Masih Kekurangan Guru, DPRD Nilai Terlalu Terburu-Buru
Advertisement
Advertisement