Advertisement

Promo November

Duh, BPBD Gunungkidul Akui Mayoritas EWS Tanah Longsor di Gunungkidul Tak Berfungsi

David Kurniawan
Selasa, 08 November 2022 - 16:57 WIB
Arief Junianto
Duh, BPBD Gunungkidul Akui Mayoritas EWS Tanah Longsor di Gunungkidul Tak Berfungsi Early Warning System - Ist/OPI

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – BPBD Gunungkidul mencatat ada 25 early warning sistem (EWS) yang terpasang di wilayah Bumi Handayani. Meski demikian, alat deteksi longsor ini kebanyakan mengalami kerusakan sehingga tidak berfungsi dengan baik.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Gunungkidul, Agus Wibawa mengatakan hingga sekarang ada 25 EWS yang dipasang untuk deteksi dini longsor. Alat-alat ini terpasang di daerah zona merah longsor seperti di Kapanewon Semin, Nglipar, Gedangsari, Patuk, Purwosari hingga Ponjong. “Paling banyak terpasang di Kapanewon Gedangsari,” katanya, Selasa (8/11/2022).

Advertisement

Meski demikian, dia mengakui banyak EWS yang telah dipasang kondisinya rusak, hilang karena dicuri orang, tertimbun tanah dan lain-lain.

Menurut Agus, fasilitas deteksi dini ini sudah dihibahkan ke kalurahan sehingga BPBD tak lagi memiliki kewenangan untuk perawatan. “Sebenarnya sudah kami berikan pelatihan untuk merawat, mulai dari proses pergantian batu, hingga pemeliharaan lain, tetapi nyatanya banyak yang rusak,” katanya.

BACA JUGA: Dapat Gelontoran Danais, Dishub Gunungkidul Tambah 3 Unit Bus Sekolah

Dia berharap kepada Pemerintah Kalurahan yang ada EWS untuk peduli melakukan perawatan. Tujuannya, agar alat deteksi dapat berfungsi sehingga menjadi penanda saat terjadinya longsor.

Agus mengungkapkan, ada rencana penambahan EWS yang dipasang. Alat ini akan dipasang di Kapanewon Patuk dan Semin. “Total lima EWS yang akan dipasang. Untuk alat masih berfungsi dengan baik,” katanya.

Carik Mertelu, Heri Cahyana mengatakan sebanyak 90% wilayah di Mertelu masuk daerah rawan longsor. Pasalnya, lokasi tempat tinggal warga berada di perbukitan.

“Ada sembilan dusun dan semuanya rawan longsor. Hingga saat ini masih aman dan musim hujan tidak menjadi masalah bagi warga,” kata Heri.

Menurut dia, upaya antisipasi longsor sudah dilakukan. Selain membentuk Forum Pengurangan Risiko Bencana (FBRB) di kalurahan, juga ada pemasangan EWS dari Pemda DIY. “EWS masih berfungsi dengan baik. Sudah dicoba oleh tim ahlinya dan bunyi,” katanya.

Meski demikian, Heri mengakui sarana EWS yang dimiliki masih sangat kurang. Hal itu tak lepas dari jumlah lokasi rawan longsor di Kalurahan Mertelu yang merata di sembilan padusunan.

Dia berharap kepada pemerintah ada penamabanan alat deteksi ini. Pasalnya, untuk pengadaan sendiri kalurahan tidak mampu dikarenakan kemampuan anggaran yang dimiliki masih sangat terbatas. “Baru satu di balai kalurahan. Sedangkan di dusun-dusun belum ada. Harapannya minimal ada satu EWS di setiap dusunnya,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Segera Menyusun Data Tunggal Kemiskinan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 23:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement