Advertisement

Pakar: Setiap Keluarga Perlu Disiapkan Jadi Perawat Lansia Jangka Panjang

Sunartono
Rabu, 09 November 2022 - 10:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Pakar: Setiap Keluarga Perlu Disiapkan Jadi Perawat Lansia Jangka Panjang Pakar Ilmu Kesehatan Masyarakat Joko Sampurno. - Ist.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Para pakar di bidang kesehatan mengungkap pentingnya keluarga disiapkan sebagai perawat atau penjaga dari anggota keluarga lansia dalam jangka panjang. Pemerintah perlu memberikan perhatian dengan meningkatkan kapasitas keluarga agar memiliki kemampuan dalam merawat lansia.

Pakar Ilmu Kesehatan Universitas Alma Edi Sampurno menjelaskan banyaknya lansia yang hidup bersama keluarga menempatkan keluarga sebagai penanggungjawab utama. Hal itu menjadi tantangan apabila terjadi gangguan penyakit pada lansia. Lansia mengalami penyakit kronik dan degeneratif berdampak terhadap keluarga. Risiko beban keluarga secara fisik, emosional dan sosial sangat meningkat. 

Advertisement

Berdasarkan data BPS, populasi lansia lebih dari 10%. Penyakit kronik banyak terjadi pada usia 55 tahun atau lebih, sedangkan lansia dengan umur 60 tahun,  masalah kesehatan dialami lebih dari 42%. "Fasyankes dalam perawatan lansia menggunakan pendekatan primary care, ketika mengalami gangguan fisik akibat penyakit akan dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan. Pulang dari rumah sakit adalah tanggungjawab keluarga merawat di rumah," katanya, Selasa (8/11/2022).

Keluarga menjadi tulang punggung semua kebutuhan perawatan saat di rumah. Jika mereka memiliki informasi dan sumber daya yang cukup akan memerankan sebagai informal caregivers (penjaga orang sakit tanpa dibayar) dengan baik. Namun sebaliknya jika keluarga tidak memiliki sumber daya dan informasi, maka hal ini akan berdampak negatif pada pasien. Padahal keluarga merupakan unit terkecil penting dalam merawat anggotanya yang mengalami masalah kesehatan. 

Baca juga: Musim Hujan, Selalu Siap Sedia Sejumlah Obat Berikut Ini

"Hasil analisis terhadap kajian kesiapan keluarga menjadi caregiver dalam long-term care berbasis keluarga, sebagian besar keluarga yang merawat lansia dengan penyakit kronik di DIY ada pada level fungsi keluarga yang baik. Meski pun secara bersamaan mengalami interpersonal konflik dengan anggota keluarga lain. Mayoritas keluarga memiliki attitude negatif terhadap perawatan lansia di rumah," ujar peraih Awarde Riset Keilmuan LPDP ini. 

Kondisi tersebut secara signifikan berkaitan dengan meningkatnya beban keluarga. Hasil investigasi itu tentunya memberikan gambaran secara nyata bahwa meski pun fungsi keluarga dalam taraf baik, namun beban dalam merawat lansia dengan penyakit kronik sangat tinggi. Menurutnya ini perlu mendapat perhatian dari pemerintah untuk melakukan intervensi agar kapasitas keluarga meningkat dan mereka siap merawat keluarganya yang butuh perawatan jangka panjang. 

"Karena sistem kesehatan jangka panjang masih belum diterapkan secara komprehensif dan masih bersifat sektoral. Jika keluarga terlibat aktif dalam pelayanan kesehatan lansia di rumah, maka masalah perawatan jangka panjang ini akan terurai," terang Dosen Keperawatan Raden Jaka Sarwadhamana.

Pakar Keperawatan Winda Rofiyati mengatakan jika kondisi ini tidak dilakukan mitigasi dengan segera maka meningkatnya populasi lansia semakin menambah beban penyiapan layanan kesehatan yang efektif. Padahal pertumbuhan penduduk tua di negara berkembang mengalami peningkatan dua sampai tiga kali lipat setiap tahun. Ini menjadi tantangan bagi negara yang tidak siap mengelola kebutuhan penduduk tua. 

"Ini dibutuhkan model prototipe perawatan jangka panjang [long-term care] yang mengakar pada budaya masyarakat Indonesia," kata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Desak Israel Berhenti Menyerang Rafah, China: Itu Kejahatan Kemanusian

News
| Rabu, 08 Mei 2024, 10:37 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement