Ratusan Siswa di SD Muhammadiyah Bogor, Gunungkidul Jalani Pemulihan Mental

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Ratusan siswa di SD Muhammadiyah Bogor, Playen menjalani proses pemulihan trauma (trauma healing) di Balai Kalurahan Playen, Senin (14/11/2022).
Kegiatan ini dilakukan untuk menghilangkan trauma usai pascabencana karena hinga sekarang masih ada siswa takut ke sekolah.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
Koordinatorr untuk trauma healing dari Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan, M Nur Syuhada mengatakan, kegiatan itu penting dilakukan untuk memulihkan kondisi psikologi anak-anak. Sebab, pascakejadian banyak yang mengalami trauma karena peristiwa tersebut.
“Hampir mencapai 500 anak yang ikut proses trauma healing,” kata Nur.
Ia menjelaskan, sebelum kegiatan ini terlaksana sudah ada proses asesmen atau penilaian terhadap anak-anak. Dari hasil penilaian tersebut diketahui ada yang trauma sehingga membutuhkan bantuan untuk proses pemulihan psikologi para anak.
“Ada yang masih merasa sedih, tidak ingin belajar lagi di sekolah hingga adanya perasaan panik,” katanya.
Ia mengungkapkan, kegiatan trauma healing diselenggarakan selama dua hari. Diharapkan dengan program ini dapat membantu para siswa keluar dari rasa trauma yang berkepanjangan.
“Kita bagi kelompok dengan pendamping dan fasilitator. Sebelumnya, kami juga sudah memberikan kegiatan yang sama untuk para guru,” katanya.
Lurah Playen, Surahno mengatakan, pihaknya mendukung penuh kegiatan tersebut. Menurutnya, upaya pemulihan psikologi sangat dibutuhkan agar anak-anak bisa beraktivitas seperti biasa.
“Sebenarnya akan ada acara untuk memakai balai kalurahan, tapi kami tunda dulu karena diprioritaskan guna pemulihan mental anak-anak di SD Muhammadiyah Bogor,” kata Surahno.
Meski ada kegiatan yang melibatkan ratusan siswa di SD Muhammadiyah Bogor, ia memastikan proses layanan di kalurahan berjalan seperti biasa.
“Tetap jalan karena kegiatan ini [trauma healing] tidak mengganggu pelayanan di kalurahan,” katanya.
Diiberitakan pada Selasa (8/11/2022) sekitar pukul 07.30 WIB, atap di salah satu ruangan di SD Muhammadiyah Bogor ambruk. Total ada 11 siswa mengalami luka ringan dan seorang siswa meninggal dunia karena luka serius di bagian kepala.
Hasil dari penyelidikan polisi telah ditetapkan tersangka berinisial B dan K. Keduanya ditetapkan tersangka selaku pemborong yang melakukan pembangunan tersebut.
“Hasil dari pemeriksaan sudah ditemukan dua alat bukti sehingga B dan K ditetapkan sebagai tersangka,” kata Kasatreskrim Polres Gunungkidul, AKP Mahardian Dewo Negoro.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sebabkan 25 Titik Bencana
- Resmi! Dapil dan Alokasi Kursi DPRD di DIY untuk Pemilu 2024 Tidak Berubah
- Siap-Siap! Sejumlah Jalan di Sleman Ini Diprediksi Macet Saat Mudik Lebaran
- Selama Ramadan, Minat Vaksin Masyarakat DIY Menurun
- Harga Tiket Bus di Jogja Naik Saat Lebaran, Segini Harganya
Advertisement