Advertisement

Bantu Ketahanan Pangan, Dosen USD Ciptakan Alat Ini

Media Digital
Minggu, 20 November 2022 - 19:57 WIB
Arief Junianto
Bantu Ketahanan Pangan, Dosen USD Ciptakan Alat Ini Pembuatan mesin pengering gabah di Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, beberapa waktu lalu. - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL — Mesin pengering gabah yang menggunakan metode siklus kompresi uap buatan Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma, Iswanjono, diyakini bisa membantu terjaganya ketahanan pangan di Kalurahan Sriharjo, Imogiri.

Iswanjono menuturkan mesin buatannya dapat mengurangi ketergantungan terhadap cuaca, lahan, dan gangguan hewan ternak karena dilakukan di dalam ruangan yang tertutup.

Advertisement

Mesin pengering gabah ini dibuat dalam ruangan ukuran 3 x 5 meter persegi dengan sumber energi listrik 800 watt. Mesin pengering mampu mengeringkan gabah kurang lebih selama 18 jam sampai diperoleh gabah dengan tingkat kadar air siap giling, yaitu 13%-14%.

“Kadar air yang masih tinggi akan menyebabkan hasil penggilingan gabah tidak sempurna, masih banyak mengandung gabah. Jika kadar air terlalu rendah, maka hasil menggilingkan menjadikan beras banyak yang rusak atau patah,” ujarnya dalam rilis kepada Harian Jogja, Minggu (20/11/2022).

BACA JUGA: Usulkan UMK 2023 Naik sampai 15%, Buruh Bantul: Buruh Sulit Beli Rumah

Mesin pengering metode siklus kompresi uap ini mempunyai prinsip mengeringan dengan mengurangi kelembaban udara yang berada dalam ruangan. Udara panas dan kering dengan suhu sekitar 35 derajat Celcius dialirkan dari kompresor ke rak-rak lokasi gabah ditaruh.

Pemilik rumah lokasi mesing pengering gabah diinstalasi, Subrata, mengaku mesin pengering ini sangat membantu kelompok tani dalam mengeringkan gabah, apalagi saat ini mulai musim hujan.

Lurah Sriharjo, Titik Istiyawatun Khasanah, berharap mesin ini dapat dikembangkan ke kelompok tani lain di Sriharjo sehingga dapat mendukung ketahanan pangan khususnya dalam mengurangi kerusakan hasil panen.

Dalam membuat mesin pengering gabah, Iswanjono gabung dalam tim bersama PK. Purwadi, Damar Widjaya, Th. Prima Ari dan Tjendro serta dibantu para mahasiswa. Tim itu telah mengawali pembuatan mesin pengering ini sejak Juni lalu dan selesai pada September. “Penerapan mesin pengering metode siklus kompresi uap ini telah berhasil diterapkan pada pengeringan kayu, blok pupuk, emping jagung, briket, jamur, dan lain-lain,” ujar Iswanjono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pemerintah Pastikan Tidak Impor Bawang Merah Meski Harga Naik

News
| Kamis, 25 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement