Advertisement
DIY Digitalkan Naskah Kuno untuk Tingkatkan Minat Generasi Muda

Advertisement
JOGJA—Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) DIY rutin melakukan digitalisasi naskah kuno dalam berbagai medium digital untuk meningkatkan minat generasi muda pada khasanah nilai budaya dalam naskah kuno.
Digitalisasi naskah kuno tersebut rutin dilakukan BPNB DIY sejak 2019. Dari naskah kuno berupa tembang hingga lakon pernah didigitalisasinya. Hasilnya berupa teks terjemahan bahasa indonesia, audio, gambar, hingga simulasi audio-visual.
Advertisement
Berbagai naskah kuno tersebut antara lain lakon Dewa Ruci hingga tembang Kidung Pangastowo. Dalam digitalisasi tersebut, BPNB DIY juga melibatkan generasi muda untuk berpartisipasi mengalihwahanakannya dalam medium digital.
BPNB DIY yang kini sudah melebur menjadi Balai Pelestari Kebudayaan (BPK) wilayah 10 akan terus berkomitmen untuk mendigitalisasi naskah kuno. Kuasa Pengguna Anggaran BPNB DIY Dwi Ratna Nurhajarini menjelaskan digitalisasi tersebut sebagai langkah strategis untuk terus melestarikan budaya untuk generasi muda.
“Bukan hanya generasi muda yang menerima dan mengonsumsi hasil olah digitalnya, tapi generasi muda kami libatkan juga dalam mendigitalisasi naskah kuno tersebut,” jelas Ratna, Selasa (22/11/2022).
Ratna menyebut komunitas Balai Gamel Sore dan Balai Sinden Sore yang dikelola BPNB DIY sebelumnya ikut dalam proses digitalisasi tersebut. “Mayoritas peserta Balai Gamel Sore dan Sinden Sore itu generasi muda, mereka kami libatkan untuk mengisi suara sampai visual digitalisasi tersebut,” katanya.
Digitalisasi naskah kuno tersebut, jelas Ratna, juga sebagai bentuk peningkatan aksesibilitas bagi difabel. “Supaya temen-temen difabel juga bisa mengaksesnya, misalnya lewat audio bagi tuna rungu, karena mereka juga berhak atas akses tersebut,” ujarnya.
Penggunaan teknologi dalam melestarikan kebudayan, lanjut Ratna, menjadi keniscayaan di zaman sekarang. “Meskipun ini budaya tradisional tapi tetap harus disesuaikan dengan perkembangan zaman agar tidak tergerus atau bahkan tersisihkan, harus juga mendapat ruang berkembang agar generasi mendatang juga dapat menikmati dan ikut melestarikannya,” tegasnya.
Digitalisasi tersebut akan terus dilakukan, sambung Ratna, meskipun BPNB DIY melebur jadi BPK wilayah 10. “Digitalisasi naskah kuno adalah jawaban dari tantangan perkembangan zaman untuk terus melestarikan nilai budaya, jadi saya kira penting untuk terus dilakukan,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

TNI Sterilkan Lokasi Ledakan Amunisi di Garut dari Masyarakat Sipil
Advertisement

Destinasi Kepulauan Seribu Ramai Dikunjungi Wisatawan, Ini Tarif Penyeberangannya
Advertisement
Berita Populer
- Cerita Guru Honorer di Sleman Korban Mafia Tanah, 12 Tahun Perjuangkan Sertifikat Tak Kunjung Dapat
- Kementerian Pekerjaan Umum Mengecek Persiapan Taman Siswa Jadi Sekolah Rakyat
- Belum Ada Sekolah Rakyat di Kulonprogo, Dinsos PPA Tetap Fasilitasi Masyarakat yang Ingin Daftar
- Beberapa Kerusakan Ditemukan di Stadion Maguwoharjo Seusai Event Komunitas Motor
- Lima Narapidana di DIY Dapat Remisi Khusus Waisak
Advertisement