Advertisement
Dapur Balita Sehat di Posyandu Kota Yogyakarta Siap Diintegrasikan ke dalam Program Dashat
Pertemuan para pengelola Kampung KB Kapanewon Mantrijeron yang digelar di Kantor Kalurahan Mantrijeron, Senin 28/11/2002 - Ist
Advertisement
YOGYAKARTA --Berbagai program dan kegiatan yang sudah berjalan selama ini yang mendukung program percepatan penurunan stunting tentu saja perlu dilestarikan dan ditingkatkan. Salah satunya adalah Dapur Balita Sehat yang dikembangkan Posayandu di Kota Yogyakarta.
Advertisement
“Saat ini ada 150 Dapur Balita Sehat di Posayandu Kota Yogyakarta yang bisa diintegrasikan ke dalam Program Dashat”. Demikian disampaikan Ir. Edy Muhammad, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta di depan para pengelola Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB). Dashat adalah singkatan dari Dapur Sehat Atasi Stunting. Pertemuan para pengelola Kampung KB Kapanewon Mantrijeron ini digelar di Kantor Kalurahan Mantrijeron, Senin 28/11/2002.
Edy juga menambahkan bahwa selain Dapur Balita Sehat, kegiatan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK ) juga dapat diintegrasikan ke dalam upaya penanganan stunting. SDIDTK merupakan kegiatan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak mulai dari umur 0 bulan sampai 72 bulan dan umur 0 sampai 24 bulan dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Sedangkan untuk umur 24 sampai 72 bulan setiap 6 bulan sekali. Kegiatan ini meliputi penimbangan,pengukuran tinggi badan, pengukuran lingkar kepala dan pemantauan perkembangan anak dengan Kartu Kembang Anak (KKA).
Kepala Perwakilan BKKBN DIY Shodiqin SH MM yang diwakili Ir. Lidwina Daru Andani menyampaikan bahwa Stunting sendiri bukanlah ancaman baru bagi balita Indonesia.
“Hanya saja penanganan selama ini yang masih melihat stunting sebagai problem kesehatan semata, kini dikoreksi dengan Peraturan Presiden (Perpres) 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting,” tambah Daru. Perpres ini memandang stunting tidak sekedar permasalahan kesehatan semata namun juga telah tumbuh menjadi masalah sosial, ekonomi, bahkan budaya. Dengan demikian penangannya haruslah menyeluruh dan multi sektor. Perpres memperkuat kerangka intervensi yang harus dilakukan dan kelembagaan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting, dengan BKKBN ditugaskan sebagai koordinatornya.
Sementara itu Lurah Mantrijeron Bambang Purambono SE menyampaikan dalam laporannya bahwa dengan Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas maka Kampung KB sekarang berbasih Desa/Kalurahan.
“Karena itu kegiatan-kegiatan Kampung KB akan kami perluas ke Rukun Wilayah (RW) yang lain” demikian ditegaskan Bambang.
Kegiatan ini diikuti oleh para pengelola Kampung KB sebanyak 30 orang, dengan narasumber dari Perwakilan BKKBN DIY, Puskesmas, dan Ahli Gizi. Acara diakhiri dengan demo masak sehat dan bergizi Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dengan menu olahan Tahu Patin. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Redam Konflik Sosial, Polda Jatim Kirim Brimob ke Pulau Kangean
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Turki Berencana Dirikan Pusat Studi Kebudayaan di Jogja
- Cek Prakiraan Cuaca di Jogja 6-8 Nov 2025, Waspada Potensi Hujan Lebat
- Peralatan Grafika Berteknologi Canggih Dipamerkan di IGE 2025
- Ndarboy Genk Ramaikan Gelar Karya Guru Seni Budaya Seluruh Indonesia
- Jadwal KA Bandara YIA Hari Ini Kamis 6 November 2025
Advertisement
Advertisement



