Ini Tiga Komoditas yang Pengaruhi Gejolak Harga Pangan di Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN — Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman mencatat gejolak harga pangan sepanjang 2022 dipengaruhi oleh telur, beras, dan cabai.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Usaha Perdagangan Disperindag Sleman Nia Astuti. Menurutnya, khusus untuk cabai banyak faktor yang memengaruhi, sehingga butuh waktu untuk menganalisa penyebab dari kenaikan harga dari komoditas ini.
Advertisement
Sementara di akhir tahun ini, kata Nia, harga telur masih fluktuatif. Kemungkinan karena sebelumnya ada Program Keluarga Harapan (PKH) dan menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) sehingga permintaan meningkat.
Berdasarkan informasi dari peternak menurutnya kenaikan harga pangan di Januari membuat peternak mengurangi ayam petelur. Dampaknya produksi turun di saat permintaan tinggi. Kondisi ini membuat harga telur melonjak.
"Sepanjang tahun, gejolak harga di Sleman yang picu cukup tinggi telur, beras, dan mungkin cabai. Telur kami pantau mulai didatangkan dari luar Sleman. Selama ini andalkan produksi dari Sleman," ucapnya dalam acara pasar murah di Lapangan Pendowoharjo, Selasa (13/12/2022).
BACA JUGA: Siswa Tak Sengaja Menendang Sesajen, Awal Mula Kesurupan Massal Siswa Sleman di Bali
Mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok di Sleman jelang Nataru, Disperindag menggelar pasar murah di empat titik, yakni di Lapangan Candibinangun, Pakem pada Kamis (8/12/2022); Lapangan Tentara Gabungan Pelajar (TGP), Margoluwih, Seyegan, Sabtu (10/12/2022); Lapangan Pendowoharjo, Sleman, Selasa (13/12/2022); dan Lapangan Raden Ronggo, Tirtomartani, Kamis (15/12/2022). Semuanya digelar dari jam 09.00 WIB-14.00 WIB.
"Ini sudah hari ketiga kami melaksanakan empat kali di empat zona di wilayah Sleman. Hari ini mewakili Sleman tengah. Nanti di Lapangan Raden Ronggo untuk bisa fasilitasi masyarakat Sleman timur," jelasnya.
Di setiap kegiatan pasar murah Disperindag menyiapkan 43,5 ton kebutuhan pokok yang terdiri dari beras, minyak, gula, telur, daging ayam, dan terigu, dan selalu habis terjual.
Pembelian dibatasi untuk satu kali transaksi saja. Beras maksimal 25 kg, minyak 6 liter, gula, 10 kg, tepung terigu 25 kg, dan telur ayam 15 kg. Kegiatan pasar murah ini didukung dari dana Biaya Tidak Terduga (BTT).
"[Pasar murah] dalam rangka mengendalikan harga. Karena beberapa komoditas ada kecenderungan kenaikan harga mendekati Nataru. Juga memberikan kesempatan kepada masyarakat umum mendapatkan harga bahan pokok lebih murah," ucapnya.
Setelah 15 Desember 2022 kegiatan pasar murah akan berakhir, upaya mengendalikan harga akan dilakukan dengan menggandeng distributor. Akan dicari strategi agar bisa mencukupi kebutuhan pokok tahun baru. "Kami koordinasi dengan distributor sepakat amankan harga. Beberapa [pedagang] mulai kulakan dari sekarang," ucap dia.
Salah satu pembeli, Ayu, 27 mengaku senang dengan adanya pasar murah ini. Banyak yang meminati kegiatan pasar murah ini sehingga terjadi antrean panjang. "Ya baru kali ini dapat. Sebelumnya kemarin gak kebagian datang jam 10 siang. Antreannya panjang."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Hujan Deras, Dapur di Rumah Warga Kasihan Bantul Roboh Timpa Penghuni
- Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungkidul Segera Tetapkan Status Siaga
- Prediksi Cuaca BMKG, Seluruh Wilayah DIY Diguyur Hujan Lebat 3 Hari ke Depan
- Liga 1 Besok, PSS Jamu PSBS Biak, Ini Head to Head Kedua Tim
- KPU Bantul Mulai Mendistribusikan Undangan Nyoblos di Pilkada
Advertisement
Advertisement