Sekolah Perlu Dilibatkan dalam Penanganan Sampah di DIY
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Sekolah ramah lingkungan perlu digalakkan untuk menangani jangka panjang persoalan sampah di wilayah DIY. Selain mempraktikkan pengelolaan sampah, sekolah perlu membentuk karakter siswa untuk melakukan pemilahan sampah atau melakukan daur ulang sampah.
Pakar Teknik Lingkungan UII Kasam mengatakan saat ini kampusnya sedang mendorong keberadaan sekolah ramah lingkungan dengan memfasilitasi dan mendampingi sekolah jenjang PAUD hingga menengah. Perwakilan sekolah diberikan pelatihan dan workshop dilatih terkait pengelolaan sampah dan upaya pencanangan program kelestarian liangkungan, pada Selasa (14/12/2022).
Advertisement
BACA JUGA : Revolusi Sampah! Tahun Depan, Sampah Anorganik
Hal ini didasari kondisi lingkungan saat ini bukan semakin baik, akan tetapi cenderung kain menurun kualitasnya. Oleh karena itu menjadi tanggungjawan bersama di setiap bidang masyarakat termasuk kampus dan sekolah.
“Kondisi lingkungan yang tidak semakin membaik ini misalnya kita lihat produksi sampah yang semakin banyak, termasuk di DIY. Kami mendorong sekolah ikut terlibat melakukan penanganan,” kata Kasam dalam rilisnya, Rabu (14/12/2022).
Ia mengatakan selama ini sampah menjadi musuh, padahal jika dikelola dengan manajemen baik justru menjadi pelengkap atau sumber daya yang berharga. Salah satunya yang sangat sederhana dan familiar di tengah masyarakat adalah mengubah sampah menjadi pupuk kompos. Selain itu lebih tinggi lagi manfaatnya dapat diubah menjadi sumber energi melalui produksi gas terutama sampah yang mudah membusuk atau organik.
“Masyararakat selama ini mengklaim bahwa sampah mudah membusuk itu menjadi sumber penyakit, memang betul. Padahal sampah jenis ini memiliki kandungan tertinggi untuk menghasilkan gas atau biogas. Ini kami mendorong sekolah mulai dapat memanfaatkannya,” ujarnya.
BACA JUGA : Sampah Masih Jadi Momok, Pelaku Wisata di Sleman Diminta
Pengelolaan sampah di sekolah juga perlahan dapat membentuk karakter siswa agar dapat melakukan pemilahan sampah ketika di rumah. Mengingat persoalan sampah yang semakin kompleks ini butuh kerja sama dari semua pihak mulai dari rumah.
Contoh lain terkait penanganan air ketika hujan deras cenderung berlebihan air, akan tetapi saat kemarau kekurangan air sehingga perlu diseimbangkan. Salah satunya dengan membuat lubang resapan atau biopori. Konsep ini bisa diterapkan di sekolah, agar air yang melimpah saat musim hujan dapat terserap ke tanah.
“Kami berharap ini juga bisa diterapkan di sekolah-sekolah di DIY, sehingga selain melakukan pengelolaan sampah juga melakukan perawatan terhadap potensi sumber daya air,” kata pria yang menjabat sebagai Wakil Dekan FTSP ini.
Ketua Prodi Teknik Lingkungan UII Ani Juliani mengatakan pendampingan sekolah ramah lingkungan diberikan melalui pengetahuan dasar tentang pengelolaan lingkungan yang tepat guna seperti pengelolaan kualitas air bersih, air limbah, sampah dan energi. Selain itu memantik inovasi yang dapat dilakukan di sekolah terkait pengelolaan kualitas air, air limbah, sampah dan energi.
“Kemudian meningkatkan wawasan peserta terkait evaluasi pengelolaan yang telah dilakukan, merencanakan tindak lanjut dan pengembangan yang akan datang,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Diapresiasi Pemerintah Arab Saudi, Ini Poin-Poin yang Diusulkan Menteri Agama soal Haji
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru Hari Ini, Selasa 26 November 2024, Naik dari Stasiun Tugu hingga Palur
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Selasa 26 November 2024: Di Keluruhan Condongcatur
- Mau Naik YIA Xpress atau Reguler? Berikut Jadwal KA Bandara Jogja Naik dari Stasiun Tugu dan Sebaliknya
- Jadwal SIM Keliling Kulonprogo Selasa 26 November 2024: Di Kantor PJR Temon
- Jadwal KA Prameks Selasa 26 November 2024 dari Stasiun Tugu dan Stasiun Kutoarjo, Cek Keberangkatannya di Sini
Advertisement
Advertisement