Advertisement

Promo November

Pemilahan Sampah Tekan Produksi Sampah Sleman Hingga 180 Ton

Anisatul Umah
Selasa, 08 November 2022 - 19:17 WIB
Budi Cahyana
Pemilahan Sampah Tekan Produksi Sampah Sleman Hingga 180 Ton Ilustrasi pengolahan sampah. - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman melakukan beberapa upaya untuk menekan produksi sampah. Pembangunan dua tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) dan pemilahan sampah di transfer depo diperkirakan bakal menekan produksi sampah hingga 180 ton.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman Epiphana Kristiyani menjelaskan produksi sampah di Sleman sekitar 304 ton per hari. Guna menekan produksi sampah, jawatannya memilah sampah di 13-14 depo sebelum dibuang ke TPST Piyungan.

Advertisement

BACA JUGA: Warga Jogja Ragu Penyetopan Sampah Anorganik ke Piyungan Berhasil

"Kebijakan sejak Mei [2022] ini bisa menekan sampah 40 ton per hari. Sebelum ada pemilahan sekitar 304 ton per hari, sekarang jadi 260-an ton dikirim ke Piyungan," ungkapnya kepada harianjogja.com di kantornya, Selasa (8/11/2022).

Penurunan produksi sampah ini terbukti dengan turunnya tagihan retribusi sampah. Sebelum Mei 2022, tagihan per bulan sekitar Rp155 juta-Rp160 juta. Setelah pemilahan sampah, tagihan turun menjadi sekitar Rp122 juta-Rp138 juta per bulan.

Selain memilah, Pemkab Sleman akan membangun TPST di di Tamanmartani, Kalasan dan Minggir. Pembangunan ini ditargetkan bisa menampung produksi sampah Sleman hingga 140 ton.

"Kami berupaya agar tidak tergantung dengan Piyungan. Bupati sudah perintahkan agar sampah di Sleman dikelola sendiri, Oleh karena itu, kami buat TPST di dua tempat Minggir dan Tamanmartani, kami harap tidak meleset di 2023 dan operasi 2024," paparnya.

Epiphana mengatakan Sleman sudah siap dengan keputusan TPST Piyungan yang tidak akan menerima sampah organik mulai 2023. Bupati Sleman Kustini sudah mengeluarkan Surat Edaran Bupati Sleman No.30/2022 tentang Gerakan Pilah Sampah dari Rumah. 

Sampah anorganik berupa rongsokan bisa dijual dan sampah organiknya bisa dibuat kompos. Dinas Lingkungan Hidup Sleman mau membeli kompos dengan harga Rp1.300 per kg. "Kalau sudah jadi kompos kami beli Rp1.300 per kg, kami gunakan jadi media-media tanam," jelasnya.

Upaya menekan sampah juga dilakukan melalui anjuran ke swalayan dan supermarket untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai. Dinas Lingkungan Hidup Sleman meminta agar retail tidak royal memberikan plastik sekali pakai.

"Kan ada tas-tas yang mulai dijual, harganya memang agak lebih mahal, tapi tidak sekali pakai. Masyarakat memang perlu dididik," ucapnya.

BACA JUGA: Begini Perkembangan Proyek Pengendali Banjir Bandara YIA yang Telan Rp1,4 Triliun

Masyarakat diimbau untuk tidak terlalu banyak memproduksi sampah. Sampah bakal membeludak jika produksinya jor-joran sementara pengelolaannya belum siap. "Ayo masyarakat [jangan banyak produksi sampah]. Kalau Bumi ini tidak dijaga, bagaimana? Kami anjurkan semua punya tas belanja yang bisa digunakan berulang."

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan Pemkab Sleman akan mengeluarkan surat edaran (SE) terkait penggunaan plastik di toko jejaring sebagai salah satu jalan keluar menekan produksi sampah.

"Program Pemkab Sleman pemilahan sampah dimulai dari rumah tangga dipilah menjadi tiga. Kalau untuk toko jejaring imbauannya sudah lama tidak pakai plastik," tegasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat

News
| Sabtu, 23 November 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement