Advertisement

Warga Jogja Ragu Penyetopan Sampah Anorganik ke Piyungan Berhasil

Yosef Leon
Selasa, 08 November 2022 - 15:37 WIB
Budi Cahyana
Warga Jogja Ragu Penyetopan Sampah Anorganik ke Piyungan Berhasil Sejumlah armada pengangkut sampah lalu lalang di sekitar TPST Piyungan, Rabu (23/12/2020). - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Rencana Pemkot Jogja menyetop pembuangan sampah anorganik ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan mulai tahun depan didukung warga setempat.

Warga mengaku jenuh dengan kerap macetnya operasional TPST Piyungan yang berimbas pula pada penutupan tempat pembuangan sampah (TPS) dan depo sampah di wilayah Jogja. Warga mengaku perlu pengawasan yang optimal di tingkat akar rumput agar program ini berjalan maksimal. 

Advertisement

"Sangat mendukung, karena kalau tidak ada program yang benar-benar konkret dan berkelanjutan ya mau sampai kapan TPA Piyungan akan tetap seperti itu, artinya peluang buka tutup Piyungan itu masih akan terjadi ke depan kalau tidak ada kebijakan yang nyata," kata Bayu Widodo, warga Baciro Kota Jogja, Selasa (8/11/2022). 

BACA JUGA: TPST Piyungan Ditutup 4 Hari, Tumpukan Sampah di Jogja Capai 1.200 Ton

Menurutnya, implementasi pemisahan sampah organik dan anorganik harus sudah mulai dilakukan di rumah tangga. Kalaupun belum, harus ada pemilahan yang dilakukan sebelum sampah dibuang ke depo dan TPS. Namun, ia ragu program pemilahan sampah di tingkat rumah tangga berjalan sukses. Sebab, masih banyak warga yang abai dengan pemahaman pentingnya pemilahan sampah untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPST Piyungan. 

"Kalau di tingkat rumah tangga sudah ada yang menerapkan, belum tentu petugas pengangkut sampah yang di kompleks waktu mengangkut juga memisahkan sampah," kata Bayu. 

Sekda Kota Jogja Aman Yuriadijaya menyatakan komitmen untuk tidak membuang sampah anorganik ke Piyungan disebabkan daya muat TPST tidak lagi sanggup menahan beban sampah beberapa tahun ke depan. Oleh karena itu, dia berharap agar sampah yang dibuang ke Piyungan hanya jenis organik agar mudah terurai, sementara jenis anorganik harus berhenti sejak dari sumber sampah. 

"Kami sudah punya perda dan mudah-mudahan Desember akan terbit perwal agar payung hukum untuk menjalankan komitmen ini lengkap dan bisa dilaksanakan di lapangan," jelas Aman. 

Dengan jumlah rata-rata volume sampah yang dibuang ke Piyungan mencapai 260 ton per hari dan 43 persen adalah sampah anorganik, Pemkot Jogja memprediksi penyetopan sampah anorganik ke Piyungan akan berkurang menjadi 150 ton per hari.

"Peran bank sampah nanti akan semakin kami optimalkan untuk mendaur ulang sampah anorganik. Jumlahnya akan kami tambah dan harapannya bisa mewujudkan nol sampah anorganik yang dibuang ke Piyungan," jelas dia. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Jogja Sugeng Darmanto menyebut rencana tersebut mau tidak mau memang harus diterapkan mengingat persoalan sampah yang terus berulang di Kota Jogja saat TPST Piyungan ditutup. Dia optimistis kebijakan ini bisa terwujud pada 2023 mendatang dengan dukungan bank sampah yang terus disempurnakan. 

BACA JUGA: Atap Ambrol, Sejumlah Siswa SD di Gunungkidul Terluka

"Kelembagaan bank sampah akan terus kami perkuat, tidak hanya dari sisi jumlah saja tapi juga kualitas para pengelolanya. Apalagi tahun depan setiap kelurahan akan memperoleh Rp15 juta untuk penanggulangan sampah," ucap dia. 

Tahun depan operasional TPST Nitikan 2 yang berada di Umbulharjo juga ditargetkan bisa mulai dijalankan. Penambahan TPST ini diharapkan mempercepat pengolahan sampah di wilayah Jogja untuk mendukung program nol sampah anorganik yang dibuang ke Piyungan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement