Advertisement

Wacana Pelabelan BPA Membuat Industri Tidak Kondusif

Abdul Hamied Razak
Rabu, 21 Desember 2022 - 08:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Wacana Pelabelan BPA Membuat Industri Tidak Kondusif Galon air - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Wacana pelabelan BPA pada air minum dalam kemasan (AMDK) galon guna ulang telah menimbulkan polemik di masyarakat. Kondisi tersebut menimbulkan suasana yang tidak kondusif di kalangan industri.

Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Adhi S. Lukman mengatakan Gapmmi sangat mendukung terwujudnya situasi industri yang kondusif. Namun industri pengguna kemasan polikarbonat merasa sangat dirugikan dan sejak awal menolak wacana kebijakan pelabelan BPA ini karena mengancam langsung kelanjutan usahanya. 

Advertisement

"Gapmmi menegaskan posisi untuk mendukung terwujudnya situasi industri yang kondusif dan berdiri di atas semua kepentingan industri makanan dan minuman. Gapmmi tidak memihak suatu sektor industri tertentu dan mendiskreditkan sektor industri lain," ujar Adhi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/12/2022).

Penegasan Adhi tersebut disampaikan menanggapi  beredarnya informasi diberbagai media terkait pernyataannya terkait penggunaan bahan dasar Polycarbonate (PC) dan PET pada kemasan galon yang memposisikan Gapmmi menyudutkan suatu jenis kemasan AMDK tertentu dan mendukung penuh satu jenis kemasan yang lain.

Baca juga: Luhut Pastikan Kecelakaan Kereta Cepat Tak Bikin Proyek Molor

Gapmmi, lanjut Adhi akan senantiasa memberikan masukan kepada pemerintah sebagai salah satu stakeholder utama sebelum peraturan dibuat atau diundangkan sebagai aspirasi industri yang terdampak. "Gapmmi menyerahkan kepada pemerintah untuk memutuskan berdasarkan skala prioritas dan memberikan dukungan terbaiknya," ucapnya.

Gapmmi juga menyerahkan keputusan bisnis ke masing-masing perusahaan untuk mengkaji yang terbaik untuk keberlanjutan usaha, yang penting memenuhi ketentuan pemerintah dan standar keamanan. "Gapmmi mengimbau semua pihak untuk terus berusaha mewujudkan situasi industri yang kondusif agar mampu bersama-sama mendukung pemerintah mewujudkan kebangkitan pembangunan ekonomi Indonesia yang kita cintai," kata Adhi.

Sejak awal wacana pelabelan BPA ini beredar, Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin) menyatakan keberatan kepada kebijakan pelabelan BPA terhadap kemasan berbahan polikarbonat tersebut. Aspadin beralasan wacana ini jelas sangat merugikan industri AMDK berbahan polikarbonat. 

Salah satu pengusaha di industri AMDK berbahan polikarbonat yang juga Ketua DPD Aspadin Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten (JDB), Evan Agustianto. Menurutnya, wacana pelabelan BPA membuat situasi industri AMDK menjadi tidak kondusif.

Persaingan Tidak Sehat

Hal senada disampaikan Pembina DPD Aspadin Jawa Tengah yang juga pengusaha AMDK berbahan polikarbonat, Willy Bintoro Chandra. Menurut Willy, ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan wacana tersebut untuk persaingan usaha yang tidak sehat. 

"Pihak pendorong rencana pelabelan BPA ini tidak tahu soal perdagangan. Seharusnya mereka tahu orang dagang itu sudah berusaha dan berinvestasi besar. Jadi, pernyataan terkait soal pelabelan BPA ini sangat berdampak negatif terhadap perdagangan di tanah air," ucapnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Setelah Lima Hari, 2 Wisatawan yang Berenang di Zona Hahaya Pangandaran Ditemukan Tewas

News
| Rabu, 24 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement