Advertisement
Ada 4 Orang Meninggal Dunia karena Leptospirosis, Warga Gunungkidul Diminta Waspada

Advertisement
Harianjogja.com, Gunungkidul – Dinas Kesehatan Gunungkidul mencatat sepanjang 2022 ada empat orang meninggal dunia karena terjangkit leptospirosis.
Itulah sebabnya, warga diminta mewaspadai penyakit ini karena ada potensi kenaikan kasus selama musim hujan berlangsung.
Advertisement
PROMOTED: Dari Garasi Rumahan, Kini Berhasil Perkenalkan Kopi Khas Indonesia di Kancah Internasional
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengatakan, kasus penyebaran leptospirosis memiliki ciri yang hampir sama dengan DBD. Tren ancaman akan meninggi pada saat musim hujan.
“Bedanya DBD disebabkan karena nyamuk. Sedangkan leptospirosis, lebih banyak disebabkan karena air kecing tikus yang mengandung bakteri leptospirosa,” kata Dewi, Kamis (5/1/2023).
Menurut dia, penularan leptospirosis melalui kuman yang masuk lewat luka di tubuh. Gejala paling umum saat tertular yakni panas, bisa muncul rasa sakit di badan, mual muntah dan lain-lain, tergantung daya tahan tubuh.
“Bisa menyebabkan kematian karena yang diserang bagian ginjal,” katanya.
Dewi mencatat sepanjang 2022 ada 31 kasus leptospirosis, empat korban di antaranya meninggal dunia.
Dia tidak menampik ada tren kenaikan kasus karena sejak 2018-2021, dalam setahun kisarannya paling banyak terjadi tahun lalu dengan jumlah 17 kasus dan empat orang meninggal dunia.
“Pada 2022 ada 31 kasus dengan empat korban meninggal dunia. Untuk kasus tertinggi terjadi pada 2017 dengan 64 kasus serta 16 orang meninggal dunia,” katanya.
Dewi menambahkan, pencegahan terhadap penyebaran leptospirosis dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pada saat beraktivitas di sawah atau ladang diminta memakai alat pelindung diri.
“Ya untuk pencegahan pake APD kalo bekerja misal sepatu boot baju lengan panjang sarung tangan dan lain lain,” kata dia.
Dewi berharap kepada warga yang mengalami gejala sakit segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan terdekat. Hal ini dibutuhkan untuk mengurangi risiko fatalitas dari penyakit yang diderita.
“Kalau bergejala, bisa langsung mengakses layanan kesehatan terdekat untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan,” ucapnya.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengingatkan kepada masyarakat untuk terus menjaga kondisi kesehatan. Cara ini bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih sehat dan makan makanan yang bergizi.
Selain itu, juga diminta sering berolahraga untuk menjaga daya tahan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit. “Olahraga tidak harus yang berat-berat karena dengan jalan, senam, sepeda juga bisa. Yang terpenting rutin dan konsisten karena dengan kesehatan maka aktivitas akan lebih mudah dan hasilnya juga optimal,” katanya. (David Kurniawan)
Kasus leptospirosis di Gunungkidul
Tahun kasus kematian
2017 64 16
2018 16 1
2019 9 2
2020 6 1
2021 17 4
2022 31 4
Sumber: Dinas Kesehatan Gunungkidul
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Advertisement
Berita Lainnya
- Kapolri Bereaksi Cepat Usai Dicolek Wali Kota Gibran soal Pelemparan Bus Persis
- Resmi! Polda DIY Tetapkan 2 Warga Jogja Tersangka Pelemparan Bus Arema
- Maling Galau! Curi Emas 182,9 Gram di Jatisari Wonogiri lalu Dikembalikan Lagi
- Walah! Dinar Indah Banjir Lagi, Wali Kota Semarang Usul Reboisasi di Ungaran
Advertisement
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Seru! Ini Detail Paket Wisata Pre-Tour & Post Tour yang Ditawarkan untuk Delegasi ATF 2023
Advertisement
Berita Populer
- Musrenbang 2023, Bupati Datangi Seluruh Kapanewon di Gunungkidul, Ini Jadwalnya
- Rawan Ditempeli Spanduk, Puluhan Cagar Budaya di Sleman Dipasangi Papan Nama dengan Anggaran Rp150 Juta
- YIA Siap Sambut Pesawat Carteran Delegasi ATF 2023
- Sultan: Perjanjian Sewa Tanah SG untuk Tol Jogja Akan Dirancang Kemenkumham
- Membentang di Atas Sungai Opak, Jembatan Kretek II Kini Resmi Dibuka
Advertisement
Advertisement