Advertisement
Kasus Menurun, Covid-19 di Kulonprogo Banyak Ditemukan Pada Lansia

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Tren total kasus Covid-19 di Kulonprogo mengalami penurunan. Kendati demikian, kasus Covid-19 masih terus muncul dan persentasenya naik pada kalangan lansia.
Juru Bicara Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulon Progo, Baning Rahayujati menerangakan pada tahun 2023, kasus Covid-19 di Kulonprogo tidak meningkat secara signifikan. Polanya bahkan disebut Baning sangat rendah.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
"Polanya sangat rendah, tapi tren polanya masih sama. Polanya naik, tetapi naiknya sangat kecil. Kalau dulu naiknya bisa tinggi sekali. Tapi ada kenaikan," terangnya dikutip pada Rabu (25/1/2023).
BACA JUGA : 21 Siswa di Kulonprogo Positif Covid-19, Sultan
Ditilik dari persentasenya, kasus Covid-19 pada 2023 mayoritas muncul dari kategori usia 25-60 tahun. Adapun kategori lansia, persentase kasus mengalami kenaikan.
"Pada lansia itu mengambil porsi yang kasus 2023 saja itu sebanyak 30,4 persen dibandingkan dengan kasus-kasus sebelumnya. Pada 2022 itu di lansia hanya ada 15,3 persen," ungkapnya.
Merujuk angka tersebut Baning menyebutkan ada peningkatan dua kali lipat kasus Covid-19 pada kategori lansia. Padahal capaian ini baru akumulasi kasus di Januari.
"Kalau untuk yang usia produktif 25-60 itu relatif hampir sama. Total di 2022 dan sebelumnya itu sekitar 50 persen sekarang 43,5 persen. Jadi masih relatif stabil," jelasnya.
BACA JUGA : Update Covid-19 DIY: Kasus Positif Bertambah 849
Penemuan kasus Covid-19 di 2023 ini paling banyak karena suspek, dalam arti pasien tersebut mengalami gejala kemudian datang ke fasyankes, menjalani pemeriksaan dan hasilnya positif. Covid-19 yang muncul dari kasus suspek semacam ini sebanyak 56,5 persen. "Sedangkan yang dari kontak erat itu sebanyak 34,8 persen. Yang dari screening ini semakin sedikit hanya 8,7 persen," terangnya.
"Kalau dilihat kasusnya 56,5 persen, kontak eratnya 34,8 persen. Artinya kan harusnya satu-satu ini, jadi memang banyak yang tidak mau diperiksa saat di-tracing. Jadi kan yang di-tracing ini kan hanya separuh saja. Mereka cenderung tidak mau di-tracing apalagi diperiksa," lanjutnya.
Bila asumsi ada 100 kasus, dengan tracing per bandingan tracing satu banding empat atau satu banding lima harusnya angka yang diperoleh bisa melebihi dari suspek. Di sisi lain di tahun 2023, baru ditemukan satu kasus Covid-19 yang berujung meninggal dunia.
Libur Natal tahun 2022 dan Tahun Baru 2023 yang diprediksi bakal mengalami kenaikan kasus pun tak terjadi kemarin. Tidak adanya cuti bersama disinyalir Baning membuat pergerakan masyarakat saat libur Nataru tak semasif tahun sebelumnya. "Yang pulang itu juga tidak banyak, karena tidak ada cuti bersama. Sehingga memang pemudiknya enggak banyak," ujarnya.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Angin Kencang di Wilayah Bantul, 5 Kapanewon Terdampak
- Pemkab Gunungkidul Pastikan ADD untuk Kalurahan Tidak Dipangkas
- GKR Hemas Ajak Perempuan Muslim Mengamalkan Pancasila
- Waspada Cuaca Ekstrem Empat Hari ke Depan, Hujan Tidak Lama tapi Anginnya Merusak
- Tak Bayar Uang Pengganti, Mantan Lurah Getas Gunungkidul Bisa Dihukum Lebih Lama
Advertisement
Advertisement