Advertisement

Bencana di DIY Terus Meningkat 3 Tahun terakhir, Tanah Longsor Paling Sering di Kulonprogo

Stefani Yulindriani Ria S. R
Selasa, 07 Februari 2023 - 18:07 WIB
Arief Junianto
Bencana di DIY Terus Meningkat 3 Tahun terakhir, Tanah Longsor Paling Sering di Kulonprogo Jumpa Pers Bedah Data Kejadian Kebencanaan DIY Tahun 2022. - Harian Jogja/Stefani Yulindriani

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA — Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY terjadi peningkatan kejadian kebencanaan dalam tiga tahun terakhir.

Pada 2020 ada 1.058 kejadian; pada 2021 ada 958 kejadian; dan pada 2022 ada 1.817 kejadian kebencanaan. Selama 2022, bencana alam tanah longsor menduduki peringkat kedua bencana alam paling banyak terjadi di DIY dengan 707 kejadian. Bencana tersebut terjadi paling banyak di Kulonprogo dengan 454 kejadian. 

Advertisement

Rincian detailnya, Kota Jogja ada 24 kejadian; Sleman 52 kejadian; kemudian Bantul ada 30 kejadian; Kabupaten Gunungkidul ada 147 kejadian; dan Kulonprogo ada 454 kejadian. 

BACA JUGA: Hujan Sangat Deras Kemarin, Ini 4 Titik Tanah Longsor di Bantul

Kepala BPBD DIY, Biwara Yuswantana menyampaikan tanah longsor terjadi karena hujan lebat dalam kurun waktu yang lama di daerah rawan longsor.

Dia menyebutkan Kabupaten Kulonprogo termasuk daerah yang rawan longsor, sehingga apabila hujan lebat di titik rawan longsor akan berpotensi menimbulkan longsor. 

Sebagai peringatan dini terhadap longsor, di Kabupaten Kulonprogo ada tiga early warning system (EWS) online dengan radius mencapai 100 meter. Selain itu ada 39 EWS manual. 

“Memang alat itu [EWS] kami berikan di berbagai tempat, terutama di tempat rawan longsor. Kami tidak dapat membangun di semua titik, EWS ada tiga yang setara online,,” katanya dalam dalam Jumpa Pers Bedah Data Kejadian Kebencanaan DIY 2022, Selasa (7/2/2023). 

Biwara menyampaikan jumlah EWS yang ada masih belum mencukupi, apabila dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Kulonprogo. “Kalau kita bicara cangkupan, luas kawasan rawan bencana tanah longsor, yang jelas belum memadai,” katanya. 

Karena itulah, Biwara menyampaikan menyiapkan masyarakat di daerah rawan longsor untuk waspada terhadap bencana tanah longsor perlu dilakukan. “Tetapi kami selalu mengedukasi bahwa yang paling penting adalah pada masyarakat itu sendiri,” ucapnya.

Dia meminta masyarakat untuk dapat peka terhadap tanda-tanda longsor, seperti batuan yang turun dari ketinggian dengan intensitas yang tinggi dalam durasi yang cepat. Selain itu, dia menghimbau masyarakat di daerah rawan longsor untuk menyelamatkan diri ke daerah yang lebih aman, apabila terjadi hujan lebat dalam waktu lama. 

Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk memantau informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika [BMKG]. 

Sebagai upaya untuk mengurangi resiko bencana, BPBD DIY bersama BPBD kabupaten/ kota DIY membentuk Desa Tangguh Bencana (Desatana), Kalurahan Tangguh Bencana (Kaltana), dan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di seluruh DIY.

Hingga 2022 ada 326 Destana dan Kaltana yang terbentuk, sedangkan untuk SPAB ada 201 sekolah yang terbentuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jogjapolitan | 29 minutes ago

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Lowongan Kerja: Kementerian PUPR Akan Buka 6.300 Formasi CPNS dan 19.900 PPPK, Ini Rinciannya

News
| Sabtu, 20 April 2024, 06:17 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement