Advertisement
Talkshow Kebangsaan Peran Tionghoa bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia Ceritakan Kepahlawanan
Talkshow kebangsaan dengan tema Peran Tionghoa Bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia digelar di Hoo Hap Hwee (Perkumpulan Budi Abadi), Jalan Bintaran Wetan No. 19, Gunungketur, Pakualaman,Jogja, Kamis (3/2/2023). - Istimewa
Advertisement
JOGJA—Talkshow kebangsaan dengan tema “Peran Tionghoa Bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia” digelar di Hoo Hap Hwee (Perkumpulan Budi Abadi), Jalan Bintaran Wetan No. 19, Gunungketur, Pakualaman, Jogja, Kamis (3/2/2023).
Hadir sebagai pembicara yaitu Azmi Abubakar yang merupakan pendiri dari Museum Pustaka Peranakan Tionghoa. Sehari sebelumnya, Azmi Abubakar juga berkesempatan untuk mengisahkan cerita kepahlawanan orang-orang tionghoa Indonesia di panggung utama Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) XVIII 2023, Kampung Ketandan.
Advertisement
Talkshow ini dimulai dengan kata sambutan dari Harry selaku tetua dari Hoo Hap Hwee Yogyakarta yang pada intinya mengucapkan selamat datang kepada pembicara dan peserta kegiatan talkshow ini. Acara ini sendiri dipandu oleh Aji Cahyo Baskoro, yang juga merupakan Dosen Program Studi Sejarah, Universitas Sanata Dharma.
Teungku Azmi Abubakar, putra dari almarhum Teungku H. Abubakar Bintang—ulama modernis asal Aceh—seorang aktivitas yang getol mengangkat isu kesetaraan politik untuk anak bangsa dari berbagai etnis di Indonesia. Pada tahun 2019, diberikan nama tionghoa “ Lim Se Ming ” oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) serta akrab dipanggil sebagai KoDe-Koko Gede (Kakak Tertua), panggilan yang khas di daerah Tangerang.
KoDe Azmi mengisahkan cerita kepahlawanan orang-orang tionghoa, mulai dari peristiwa Geger Pecinan 1740, sampai dengan masa perang kemerdekaan Indonesia. Di Makassar, Sulawesi Selatan ada Mayor Thung, dia bersama 4 anak dan 2 menantunya dipenggal oleh Jepang. Cerita yang paling fenomenal adalah kisah Pahlawan Nasional, Laksamana Muda TNI John Lie, yang terkenal pemberani untuk menyelundupkan senjata dan obat-obatan dari Singapura, yang mana waktu itu diblokade oleh Belanda pada masa Agresi Militer. Kegiatan ini, diakhir dengan makan siang bersama sekaligus berfoto di Gapura Hoo Hap Hwee Yogyakarta. (ADV)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
- Wisatawan Jogja Diimbau Parkir Resmi Hindari Tarif Nuthuk
- Kerja Sama Sampah Gunungkidul dengan Kota Jogja Terancam Batal
- Tak Kenal Usia, 31 Santri Lansia Ponpes Sabilun Najah Diwisuda
- Akses Jembatan Bambu, Wisata Srikeminut Bantul Dibuka Lagi
- IGD Tetap 24 Jam, Ini Jadwal Lengkap RSPS Bantul Saat Libur Nataru
Advertisement
Advertisement




