Trauma! Korban Pencabulan oleh Ketua Remaja Masjid di Gamping Tak Mau Sekolah
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Pasca terungkapnya kasus pencabulan yang dilakukan oleh AS, 28, Ketua Remaja Masjid di Gamping Lor, Kalurahan Ambarketawang, Kapanewon Gamping, Sleman pihak Dukuh Gamping Lor akan memberikan pendampingan kepada para korban.
Dukuh Gamping Lor, Zairin Noor, mengatakan di jajaran pengurus atau Takmir Masjid tempat terjadinya pencabulan tersebut ada psikolog yang bisa mendampingi para korban. Selain itu, ia juga akan bekerja sama dengan UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sleman.
Advertisement
BACA JUGA : Sudah 20 Anak Jadi Korban Pencabulan Ketua Remaja Masjid di Gamping
“Kebetulan takmir masjid ada seorang psikolog. Nanti kebetulan kan itu korban orang muslim, jamaah masjid, nah ini kan tindak lanjutnya, selanjutnya nanti kerja sama dengan PPA dan Puskesmas Gamping juga,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (7/2/2023).
Dari perkiraan total sekitar 20 korban, menurutnya yang masih mengalami trauma ada sebanyak lima orang, yang semuanya masih usia anak-anak. “Kalau yang dewasa sudah nggak. Kan itu sudah lama,” katanya.
Tidak semua korban AS trauma berat. Namun ia mengungkapkan ada satu anak yang sempat sampai tidak mau sekolah. Selain itu, orang tua juga menjadi semakin khawatir ketika anaknya ke masjid. “Orang tua juga takut. Jadi kalau [anaknya] ke masjid, diantar-jemput,” kata dia.
Meski demikian saat ini suasana di masjid sudah kembali normal dengan berbagai aktivitas. Walau demikian ia memastikan tetap ada tindakan khusus dari takmir masjid dan warga sekitar untuk menangani kasus tersebut.
Ia mengaku kecolongan atas perbuatan AS yang telah memakan sampai 20 korban. Hal ini disebabkan AS yang terlihat biasa saja di luar dan para korban yang tidak mau bercerita. “Biasa itu soalnya orangnya, normal-normal aja. Dan sregep di masjid, enggak tahu orangnya seperti itu,” ujarnya.
Perbuatan AS baru terungkap setelah korban terakhirnya melaporkan apa yang dilakukan AS terhadapnya kepada takmir masjid yang kemudian dilanjutkan ke Dukuh. “Karena peristiwa sudah luar biasa, di luar jangkauan kami, untuk meredam sehingga terpaksa diselesaikan secara hukum,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
Advertisement
Advertisement