Advertisement
Kisah Warga Gunungkidul Terisolasi Akibat Jembatan Tak Layak yang Kerap Terendam Banjir

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Ketiadaan akses jembatan yang layak seringkali membuat warga di Dusun Kedungwanglu, Banyusoco, Playen, Gunungkidul jadi terisolasi saat banjir. Tercatat, sejak awal tahun ini sudah lebih dari lima kali akses terputus karena luapan Sungai Prembutan.
Salah seorang warga Kedungwanglu, Fauzi mengatakan, wilayahnya terbelah oleh Sungai Prembutan. Untuk aktivitas sehari-hari warga hanya terbantu dengan jembatan seadanya berupa crossway penyeberangan.
Advertisement
BACA JUGA: TelkomClick 2023: Kesiapan Kerja Karyawan dalam Sukseskan Strategi Five Bold Moves di Tahun 2023
BACA JUGA : Simak! Daftar Banjir Parah di Gunungkidul selama Lima Tahun Terakhir
Meski demikian, seringkali menjadi masalah dikarenakan crossway terendam air. Banjir terjadi karena hilir aliran sungai tidak jauh dari Kali Oya sehingga seringkali airnya meluap pada saat terjadi hujan.
“Sudah sering menyeberang kalau malam hari. Tapi, kalau banjirnya dalam, terpaksa menginap di rumah teman,” katanya saat ditemui di sekitar lokasi, Rabu (15/2/2023).
Ia berharap permasalahan akses bisa dicarikan solusi karena saat banjir menjadi terisolasi dan tidak bisa beraktivitas. “Harapannya bisa dibuatkan jembatan yang lebih tinggi. Bukan sekadar crossway karena sering terendam banjir,” katanya.
Hal tak jauh berbeda disuarakan oleh Munadzar Abror, Guru MI Yappi Kedungwanglu. Akibat crossway yang sering terendam banjir, ia dan guru-guru lain sering membantu anak-anak menyeberang.
Sebagai contoh, pada Selasa (14/2/2023) siang menyeberangkan sepuluh anak karena banjir akibat hujan deras yang mengguyur sejak Senin malam. “Jadi sudah terbiasa. Saya sendiri juga sering terjebak banjir dan tidak bisa pulang sehingga harus menginap di rumah mertua,” katanya.
BACA JUGA : Banjir Terjadi pada 28 Titik di Gunungkidul, Penyebabnya Drainase Tak Lancar
Ia mencatat, sejak awal tahun sudah menyeberangkan para siswa melewati crossway yang terendam air sebanyak lima kali. Munadzar mengakui catatan ini hanya terjadi saat pagi hingga siang.
“Kalau dihitung dengan banjir yang terjadi malam. Mungkin, jumlahnya lebih banyak lagi karena hujan sering terjadi mulai sore hingga malam hari,” katanya.
BACA JUGA: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Angin Kencang di Wilayah Bantul, 5 Kapanewon Terdampak
- Pemkab Gunungkidul Pastikan ADD untuk Kalurahan Tidak Dipangkas
- GKR Hemas Ajak Perempuan Muslim Mengamalkan Pancasila
- Waspada Cuaca Ekstrem Empat Hari ke Depan, Hujan Tidak Lama tapi Anginnya Merusak
- Tak Bayar Uang Pengganti, Mantan Lurah Getas Gunungkidul Bisa Dihukum Lebih Lama
Advertisement
Advertisement