Advertisement

2024 Kota Jogja Ditargetkan Bebas Stunting

Yosef Leon
Selasa, 21 Februari 2023 - 23:47 WIB
Budi Cahyana
2024 Kota Jogja Ditargetkan Bebas Stunting Ilustrasi bayi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Sedikitnya 1.220 anak bawah usia lima tahun (balita) mengalami tengkes atau stunting di Kota Jogja. Jumlah itu tercatat menurun signifikan sejak lima tahun terakhir. Pada 2018, jumlah anak balita stunting pada 2018 berada di angka 1.847. 

Kemantren Umbulharjo masih menjadi penyumbang angka anak balita stunting tertinggi dengan 222, kemudian diikuti Kemantren Tegalrejo dengan 118 anak. Kota Jogja pun menargetkan pada 2024 mendatang mampu terbebas dari tengkes yang pada 2022 lalu angka pravelensinya sebesar 10,7 persen. 

Advertisement

Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Kota Jogja Tri Retnani mengatakan tahun ini jawatannya menetapkan 25 kelurahan sebagai lokus penanganan stunting. Jumlah ini bertambah lima kelurahan dibandingkan dengan 2022 lalu. 

"Lima kelurahan yang baru itu adalah Wirogunan, Suryodiningratan, Muja-muju, Mantrijeron, dan Bumiijo," katanya, Selasa (21/2/2023). 

Pada tahun ini, strategi intervensi yang dilakukan untuk mengentaskan tengkes yakni dengan pemberian makanan tambahan (PMT), posyandu, dan dapur balita. Bappeda Kota Jogja akan menyalurkan bantuan kepada anak di bahwa usia dua tahun selama 90 hari dengan intensitas bantuan sebanyak dua kali dalam sehari. 

BACA JUGA: Wuih! Produksi Sampah di Gunungkidul Kini Sudah Tembus 50 Ton Per Hari

"Lewat posyandu akan ada gerakan penyuluhan kepada ibu hamil dan balita. Kemudian kami akan menekankan pada upaya pemantauan dan juga penambahan gizi," ujar dia. 

Koordinator Progam Manager Satgas Percepatan Penurunan Stunting DIY Astria Heny Widayati menyebut pendampingan terhadap calon pengantin, ibu hamil, dan ibu setelah proses persalinan juga akan diupayakan untuk menekan angka pravelensi stunting

"Ke depan strategi intervensinya 70 persen di organisasi perangkat daerah mitra dan 30 persennya pada dinas kesehatan dengan pola identifikasi, intervensi, kolaborasi, dan fokus. Jadi sejak masa remaja sebisa mungkin pemantauan sudah dilakukan sampai pada anak usia di bawah dua tahun," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement