Advertisement
Angka Stunting di Jogja Menurun, Pemkot Tetap Waspada
Ilustrasi anak/anak mengukur tinggi badan. / Freepik
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Prevalensi stunting di Kota Jogja mengalami penurunan signifikan pada Oktober 2025. Meski capaian ini menunjukkan tren positif, Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja menegaskan upaya pengendalian stunting tetap harus diperkuat hingga akhir tahun.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja mencatat prevalensi stunting pada Oktober 2025 berada di angka 9,13% atau 873 balita dari total 9.928 balita. Angka tersebut turun jauh dibandingkan prevalensi pada 2024 yang mencapai 14,8%.
Advertisement
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Jogja, Aan Iswanti mengatakan capaian ini tidak boleh membuat aparat lengah.
“Kita tidak boleh ayem meskipun angka stunting turun. Upaya penurunan harus terus dilakukan supaya angkanya tidak naik,” ujarnya, Selasa (9/12/2025).
BACA JUGA
Aan menjelaskan penurunan angka stunting dicapai melalui intervensi spesifik dan sensitif, mulai bayi stunting, ibu hamil, hingga remaja putri. Intervensi spesifik dilakukan melalui pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri, pemeriksaan kesehatan calon pengantin, hingga layanan antenatal care (ANC) minimal enam kali selama kehamilan.
“Semua diperiksa, mulai dari kondisi gigi, psikologis, hingga hemoglobin. Remaja putri juga diberikan TTD supaya tidak anemia, sehingga lebih siap ketika hamil,” jelasnya.
Selain itu, Pemkot juga menyalurkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil dan balita berisiko kekurangan gizi melalui Posyandu secara bertahap.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Kota Jogja, Iswari Paramita menambahkan faktor lingkungan masih menjadi tantangan besar dalam pencegahan stunting, terutama kualitas air minum yang dapat memicu diare pada anak.
“Lingkungan itu 70% pengaruhnya. Kalau anak sering diare, berat badan sulit naik. Itu efek domino,” ujarnya.
Iswari memastikan upaya pencegahan dan penanganan stunting akan diperkuat pada 2026 melalui pendekatan promotif dan preventif yang menyasar seluruh kelompok, mulai remaja, ibu hamil, hingga balita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





