Advertisement

Studi Gempa, BRIN Temukan Sesar Aktif Baru di DIY Bernama Sesar Mataram

Budi Cahyana
Selasa, 21 Februari 2023 - 19:27 WIB
Budi Cahyana
Studi Gempa, BRIN Temukan Sesar Aktif Baru di DIY Bernama Sesar Mataram Ilustrasi bangunan runtuh akibat gempa Bumi. - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan sejumlah sesar aktif baru, salah satunya Sesar Mataram di wilayah DIY, saat memetakan ancaman gempa di Indonesia.

Profesor Riset dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi Danny Hilman Natawidjaja mengatakan data pemutakhiran sesar aktif yang dilakukan BRIN di wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara, dan Kalimantan, menemukan banyak sesar aktif baru.

Advertisement

“Banyak sesar aktif baru yang telah ditemukan selama berjalannya studi tersebut dari semula hanya sekitar 70-an di tahun 2010 menjadi 250-an lebih di tahun 2017 dan sampai sekarang jumlahnya terus bertambah,” ujar Danny sebagaimana dilansir dari website resmi BRIN.

Sesar aktif tersebut dijabarkan dalam Peta Deagregasi Bahaya Gempa Indonesia untuk Perencanaan dan Evaluasi Infrastruktur Tahan Gempa yang dikemas dalam sebuah buku dan diluncurkan akhir tahun lalu.

Danny mengatakan di DIY terdapat Sesar Opak yang menyebabkan gempa pada 2006. Dalam pemetaan terbaru, ditemukan sesar aktif anyar bernama Sesar Mataram.

“Studi yang dilakukan antara lain studi survei geolistrik dan pemetaan berdasarkan morfologi. Sesar Mataram berasosiasi dengan offset stream, tetapi belum ada studi yang lebih detail,” ujar Danny.

BACA JUGA: Dua Pekan Terjebak di Gedung yang Runtuh karena Gempa Turki, Eks Pemain Chelsea Meninggal

Selain Sesar Mataram, di Jawa juga terdapat Sesar Baribis–Kendeng yang sekarang disebut sebagai Java Backtrust. Di peta 2017, Java Backtrust ini sudah pernah dipetakan tetapi datanya belum lengkap.

“Terusan Sesar Baribis–Kendeng ke arah Jakarta sampai ke Anyer kemungkinan besar akan dimasukkan ke peta selanjutnya. Pemetaan Sesar Baribis-Kendeng atau Java Backthrust di wilayah DKI Jakarta dilakukan berdasarkan data seismik refreksi, morfologi, dan juga survei lapangan. Akan ada studi lanjutan yang lebih detail lagi ke arah Jakarta kota,” ujar Danny.

Sementara, di Cianjur ada Sesar Cimandiri. Gempa Cianjur pada 21 November 2022 dengan magnitudo 5,6 berpusat di 15 kilometer barat laut dari Sesar Cimandiri.

Adapun Sumatera sudah sangat sering diteliti, tetapi banyak yang belum diketahui karakteristik sesar aktifnya.

“Termasuk sesar aktif utama. Banyak sekali struktur sekunder dari Sesar Sumatera yang belum terpetakan.

Danny mengatakan di Indonesia Timur juga sudah banyak studi sesar aktif dalam lima tahun terakhir di Sesar Palokuro dan Sesar Matano. “Penambahan informasi sesar aktif tersebut berbanding lurus dengan perkembangan studi dan detail yang dilakukan. Semakin detail studi yang dilakukan semakin banyak informasi juga yang bisa didapatkan,” ucap Danny.

BACA JUGA: Melintas di Sleman, Sesar Mataram Potensial Pemicu Gempa Sedang Diteliti BMKG

BRIN menyebut pemetaan sesar aktif ini berguna untuk perencanaan infrastruktur bangunan tahan gempa yang aman dengan mengedepankan manajemen bencana. Tujuannya meningkatkan ketahanan masyarakat dalam menghadapi resiko bencana dan meminimalkan kerugian jiwa dan harta benda.

Banyak sekali sesar aktif yang sebagian sudah diteliti dan dipetakan, tapi banyak pula yang belum diketahui, sehingga masih diperlukan investigasi detail untuk mengetahui karakterisasi sumber gempa di Indonesia, terutama pada wilayah padat penduduk.

Sementara, sebagaimana dilansir Antara, Selasa (21/2/2023), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menunggu hasil kajian dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja tentang Sesar Mataram.

BACA JUGA: Update Gempa Turki dan Suriah: Korban Tewas Mencapai Lebih dari 46.000 Jiwa

Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto mengatakan telah berkoordinasi dengan Stasiun Geofisika Kelas I Sleman pada pekan lalu tentang kemungkinan adanya Sesar Mataram.

Menurut dia hasil kajian dari BMKG akan menjadi dasar BPBD DIY untuk menyusun peta risiko bencana gempa bumi yang baru apabila Sesar Mataram.

“Akan kami buat di mana saja titik rawan bencana gempa bumi. Jadi nanti akan muncul peta risiko kalau memang ada ancaman di situ,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

AS Disebut-sebut Bakal Memberikan Paket Senjata ke Israel Senilai Rp16 Triliun

News
| Sabtu, 20 April 2024, 17:37 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement