Advertisement
Penuntasan Kemiskinan: 7 Kecamatan di Gunungkidul Diprioritaskan

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL– Pemkab Gunungkidul mengklaim serius untuk mengurangi jumlah keluarga miskin. Meski demikian, untuk pengentasan difokuskan di tujuh kapanewon yang sasaran utama.
Kepala Bidang Pemerintahan Sosial dan Budaya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul, Ajie Saksono mengatakan, kemiskinan di Gunungkidul sebesar 15,86%. Sedangkan yang masuk kategori miskin ekstrem ada 6.390 keluarga.
Advertisement
Berdasarkan hasil dari kajian terdapat tujuh kapanewon yang kantong-kantong kemiskinan di Gunungkidul. Ketujuh kapanewon ini meliputi Saptosari, Playen, Gedangsari, Nglipar. Selain itu, ada Kapanewon Ponjong, Tepus dan Karangmojo.
“Untuk kawasan selatan, penanggulangan hanya di Kapanewon Tepus dan Saptosari,” kata Ajie saat dihubungi, Rabu (22/2/2023).
Dia menjelaskan, ada delapan indikator untuk menetapkan wilayah sebagai kantong kemiskinan. Adapun rinciannya meliputi tentang jumlah penduduk miskin, nilai indeks pembangunan manusia (IPM), nilai Indeks Desa Membangun (IDM), Kalurahan Rawan Pangan, keberadaan rumah tak layak huni (RTLH).
Selanjutnya ada jumlah sanitasi tak layak, akses sumber air tak layak serta tidak mempunyai akses listrik. Menurut dia, upaya pengentasan difokuskan di tujuh kapanewon. Adapun prosesnya dilaksankaan secara bersama-sama dan melibatkan lintas OPD.
“Sudah ada focus group discussion [FGD] dengan penanganan secara lintas sektoral serta melibatkan seluruh OPD,” katanya.
Ajie mengakui sudah ada program prioritas yang akan dijalankan sesuai dengan arah kebijakan dari Pemerintah DIY. Program yang dijalankan mulai dari pemberian bantuan sosial untuk lansia; pemberdayaan UMKM dan kelembagaan masyarakat; stimulan Rumah Tak Layak Huni.
Selain itu, juga ada pemenuhan gizi berbasis panganan lokal; sosialisasi generasi berencana hingga penyediaan akses air bersih ke masyarakat. namun yang tak kalah penting juga ada program pemberdayaan masyarakat berupa pelatihan, pemberian modal UMKM, membangun desa wisata dan desa budaya.
“Kebutuhan anggaran memang besar,” katanya.
BACA JUGA: Terbaru Sesar Mataram, Ada Berapa Sesar Aktif Potensial Pemicu Gempa di Jogja?
Disinggung mengenai upaya penanganan di kawasan pesisir, Ajie mengungkapkan bahwa pegentasan tidak berbeda jauh dengan kapanewon lain yang menjadi sasaran utama. Menurut dia, di kawasan selatan sudah ada grand desain pengembangan.
Adapun fokusnya pada wisata pantai, kawasan Jalur Jalan Lintas Selatan, kawasan lindung hingga Pelabuhan Gesing.
“Untuk pendanaan, kami berharap dukungan anggaran dari dana keistimewaan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Diduga Ditembak, Kepala Keamanan Dewan Kepresidenan Libya Abdul Ghani Tewas di Tripoli
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Sleman Blacklist Kontraktor Proyek Pembangunan Gedung SMPN 2 Mlati
- Ini Ketentuan SPMB DIY 2025 Jalur Domisili Pengganti Zonasi, KK Famili Lain Tak Bisa Daftar Sekolah Terdekat
- Kasus Perusahaan Tahan Ijazah Karyawan Terjadi di Bantul, Dinas Upayakan Mediasi
- 5 Warga Sleman Gagal Berangkat Haji di 2025, Ini Penyebabnya
- Pungutan Liar oleh Petugas Rutan Kelas II A Jogja, Kepala Kanwil Ditjenpas DIY: Pelaku Ditindak Tegas
Advertisement