Advertisement
Melonjak Drastis! Kebakaran Makin Sering Terjadi di Sleman
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN– Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Sleman mencatat jumlah kebakaran meningkat selama tiga tahun terakhir. Pada 2020 jumlah kebakaran di Sleman sebanyak 99 kasus, pada 2021 naik menjadi 107 kasus, dan di 2022 kembali meningkat menjadi 146 kasus.
Penyebab kebakaran didominasi akibat korsleting listrik, dengan rincian di 2020 sebanyak 46 kasus, 2021 sebanyak 40 kasus dan pada 2022 sebanyak 61 kasus.
Advertisement
"Penyebab kebakaran paling banyak akibat korsleting listrik," ucap Kabid Pemadam Kebakaran Sleman, Sutriyanta, Jumat (24/2/2023).
Sementara itu, di sepanjang 2023 kejadian kebakaran di Sleman sebanyak 15 kasus. Kejadiannya merata tersebar di beberapa kapanewon. "Untuk kejadian masih merata."
Wilayah Sleman yang luas, jadi salah satu kendala yang dihadapi Damkar. Karena sifatnya kedaruratan jika terjadi kebakaran di Sleman yang lokasinya cukup maka Damkar terdekat yang akan mengambil tindakan pemadaman terlebih dahulu.
Misalnya saat terjadi kebakaran yang wilayahnya lebih dekat ke Kota Jogja, maka pemadam dari Kota yang akan terlebih dahulu bertindak. Selanjutnya Damkar Sleman akan datang menyusul.
Prosedur semacam ini ke depan akan dibuat Memorandum of Understanding (MoU) kan agar lebih kuat lagi. "Kami ada tradisi ketika terjadi kebakaran di seluruh wilayah DIY yang mana yang lebih cepat dapat informasi dia yang datang dulu," jelasnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan, penanganan kebakaran juga dilakukan dengan merekrut sukarelawan kebakaran. Sebelum dikukuhkan, Damkar akan memberikan pelatihan terlebih dahulu.
"[anggotanya] beberapa komunitas baik di masyarakat dan mungkin organisasi Linmas, ada jaga warga, dan sebagainya. Dari PKK juga ada yang mengajukan. Ini jadi ujung tombak membantu ketugasan kami."
BACA JUGA: Ada 22 Stadion Diaudit, Lima Stadion Dinyatakan Rusak Berat
Hal senada disampaikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sleman Shavitri Nurmala. Menurutnya kebakaran penyebab kebakaran karena konsleting. Selain itu juga akibat kecerobohan masyarakat meninggalkan kompor atau tungku yang masih menyala.
"Kasus kebakaran paling banyak karena arus pendek atau korsleting listrik. Kami akan selalu siaga, tidak hanya saat bulan puasa, kami siaga terus," paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pengacara Firli Bahuri Desak Polda Metro Jaya Hentikan Penyidikan
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- 2,3 Juta Wisatawan Berkunjung ke Destinasi Wisata di Bantul Sepanjang 2024, Parangtritis-Depok Masih Jadi Andalan
- Polda DIY Fokus Pengamanan di Kawasan Wisata Jelang Berakhirnya Libur Natal dan Tahun Baru
- Polres Bantul Ungkap 135 Kasus narkoba Sepanjang 2024
- Atasi Abrasi Pantai, Pemkab Bantul Segera Keluarkan Perda
- 149 Orang Meninggal Dunia dalam Kecelakaan di Bantul Sepanjang 2024
Advertisement
Advertisement