Advertisement
Pospit Pakem Kini Jadi Rumah Kedua Penggemar Olahraga Sepeda di Jogja

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Awalnya warung kecil yang menjual aneka jajanan. Kini, warung Pospit Pakem menjadi rumah kedua para pesepeda di Jogja.
Sekitar sebelas tahun lalu, tepatnya Agustus 2014, Yudi membuka warung di sebelah Barat Pasar Pakem, Sleman. Jualannya beraneka ragam jajanan. Di waktu-waktu tertentu, banyak para pesepeda yang naik ke Kaliurang, dengan melewati Pakem.
Satu dua pesepeda mampir di warung milik Yudi.
Advertisement
Semakin hari, jumlah pesepeda yang naik, serta kemudian mampir di warung semakin banyak. Persinggahan pesepeda di warung ini, membuat mereka menyebutnya Pospit Pakem. Pospit bisa berarti pos untuk pit (alias sepeda).
BACA JUGA: Harian Jogja Gandeng Komunitas Sepeda Gaungkan Kelestarian Lingkungan
"Dengan Pospit Pakem yang posisinya strategis, tepatnya di sebelah Barat Pasar Pakem, ingin membuat Pakem lebih terkenal. Ini bukti bahwa pelaku UMKM (usaha mikro kecil menengah) support para pesepeda," kata Yudi, Rabu (30/4/2025).
Satu pesepeda ke pesepeda lainnya saling menyampaikan pesan ini. Pola getok tular membuat Pospit Pakem semakin naik daun di kalangan pesepeda. Yudi mengatakan Pospit Pakem menjadi jujukan, termasuk bagi pesepeda yang berasal dari Kota Jogja hingga Bantul
"Di warung Pospit ada aneka makanan yang ditawarkan, salah satu ciri khasnya ada sate kolang-kaling. Kolang-kaling bermanfaat untuk sendi," katanya.
Berisi Banyak Komunitas
Dari yang perorangan, pesepeda yang mampir ke Pospit Pakem berkembang. Banyak komunitas yang sering mangkal di warung tersebut. Komunitas Gowes Algojo salah satunya.
Ketua Komunitas Gowes Algojo, Giyanto, mengatakan banyaknya komunitas yang berkumpul kemudian menginisiasi pembentukan grup. Pada 11 Maret 2017, kelompok pesepeda kecil maupun besar membentuk grup.
"Komunitas sepeda kecil misalnya dari gowes kampung Condong Catur. Tahu-tahu gowes sampai sini. Kok tahu ada warung dan banyak kerumunan, lalu mampir. Semakin hari semakin tambah lagi," katanya.
Pada ulang tahun pertama grup sepeda Pospit Pakem, terbentuk kepengurusan. Perayaan ulang tahun pertama berlangsung di Ledok Sambi, Sleman. Pembentukan pengurus membuat potensi kegiatan semakin beragam. Tidak hanya sebatas berkumpul, masa pesepeda yang banyak bisa disalurkan pada energi positif lainnya.
Merambah Kegiatan Sosial
Setelah kepengurusan grup sepeda Pospit Pakem terbentuk, kegiatan tidak hanya semata gowes. Muncul inisiasi kegiatan yang arahnya lebih berdampak positif ke sosial masyarakat. Kegiatan pertama berupa donor darah.
"Ada kegiatan lain juga, berupa penanaman pohon di Wonosari, Gunungkidul, dropping air di Tepus, Gunungkidul. Dan itu berjalan sampai saat ini. Konsennya di pelestarian lingkungan," kata Giyanto.
Kesemarakan kegiatan Pospit Pakem semakin meningkat, terutama memasuki masa pandemi Covid-19. Di masa itu, banyak orang yang kemudian membangkitkan hobi lama, atau menemukan hobi baru, berupa gowes. Peningkatan jumlah pesepeda di Jogja cukup signifikan.
Meski sayangnya, peningkatan jumlah pesepeda ini tidak selalu sejalan dengan kondisi fasilitas. Belum semua jalanan di Jogja, lanjut Giyanto, tersedia jalur khusus pesepeda. Namun untungnya para pengguna jalan sudah paham, dan saling berbagi ruang dengan pesepeda.
"[Saat ini] Pospit Pakem kumpul ramai setiap Rabu, ada aktivitas Rebonan Pospit Pakem. Kegiatannya kumpul-kumpul, ngobrol, jajan, dan melanjutkan gowes," katanya.
Semakin Butuh Agenda Gowes Ceria
Bulan madu pesepeda di masa pandemi Covid-19 tidak berlangsung lama. Banyak yang memulai hobi bersepeda di masa pandemi, tapi tidak jarang juga yang hanya musiman. Membeli sepeda pada masa pandemi, kemudian menjualnya lagi setelah bosan.
Belum lagi pilihan hobi yang beragam, membuat euforia sepeda tidak selalu sama dari hari ke hari. Terlepas dari naik-turunnya jumlah pesepeda di Jogja, Pospit Pakem tetap memiliki keluarganya. Salah satu pesepeda, Handoko, mengatakan berkumpul di Pospit bukan hanya tentang bersepeda.
"Tapi bisa tambah sedulur. Campur," katanya. "Mayoritas di Pospit Pakem pensiunan. Ada yang dari Pundong Bantul sampai sini. Karena Pakem ramah untuk pesepeda, view gunung, sejuk segar. Pulangnya enak, turunan enggak perlu medal."
Untuk semakin menggelorakan lagi hobi gowes, Giyanto mengatakan perlu semakin banyak acara sepeda gembira. Kegiatan semacam itu bisa mewadahi orang-orang yang suka bersepeda. "Harapan ke depan, kita tingkatkan regenerasi baik di kepengurusan. Yang muda-muda juga digandeng," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Paket Makanan untuk Jemaah Haji Indonesia Disajikan dalam Empat Warna Wadah
Advertisement

Daftar Tempat Wisata dengan Antrean Terlama, Pengunjung Harap Bersabar
Advertisement
Berita Populer
- Isi Surat Orang Tua Siswa Kepada Sultan Terkait Dugaan Kebocoran Soal ASPD di Jogja
- Kasus Mafia Tanah di Bantul, DPR RI Minta Telusuri Dugaan Keterlibatan PPAT
- Setelah PSIS Semarang, PSS Sleman Bidik Kemenangan di 2 Laga Tersisa agar Bertahan di Liga 1
- Status Siaga Bencana Hidrometeorogi Tidak Diperpanjang, Ini Alasan BPBD Bantul
- Rumah Rata dengan Tanah, Satu Keluarga di Wonosari Gunungkidul Terpaksa Mengungsi
Advertisement