Advertisement
Angka Kematian Ibu Hamil di Bantul Menurun
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mengungkapkan angka kematian ibu hamil menurun pada 2022. Kematian ibu hamil tidak disebabkan oleh faktor tunggal.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Bantul Siti Marlina mengatakan angka kematian ibu hamil sepanjang 2022 mencapai 16 jiwa.
Advertisement
“Sementara untuk tahun 2023 ini per 18 Februari, hanya ada satu kematian yang disebabkan kejang karena hipertensi pada kehamilan,” kata Marlina, Selasa (28/2/2023).
Jumlah tersebut tergolong sedikit dibandingkan dengan angka kematian ibu tahun 2021 yang mencapai 44 jiwa. Marlina mengatakan dari jumlah tersebut, sebanyak 28 kematian disebabkan Covid-19.
Proses persalinan yang disertai tidak sehatnya kondisi tubuh ibu hamil dapat meningkatkan risiko kematian. Dia mengatakan faktor yang paling banyak menjadi sebab kematian yaitu sepsis atau infeksi.
“Penyebab kematian ibu hamil ada banyak. Paling banyak karena sepsis atau infeksi. Beberapa hal yang mendasari infeksi misalnya pneumonia, infeksi paru, covid, hipertiroit, ada pengaruh dari kondisi yang kurang gizi,” katanya.
Marlina menjelaskan dari 16 kematian di tahun 2022, empat ibu hamil meninggal akibat pendarahan, lalu enam meninggal akibat sepsis, dan sisanya meninggal akibat kekurangan cairan, stroke, kanker serviks, dan gagal ginjal. “Jadi ada kondisi masalah kesehatan selama kehamilan sebelum terjadi kematian ibu,” ucapnya.
Sebelum merencanakan memiliki anak, semua perempuan harus melewati screening layak hamil pada usia subur. Namun, masih banyak kasus kehamilan tidak direncanakan. Karena itu perlu adanya edukasi yang masif terhadap masyarakat dalam perencanaan kehamilan dan kesehatan reproduksi usia remaja serta calon pengantin.
“Pada saat ibu hamil itu kan ada kelas ibu. Kami juga memantaunya. Kemudian pemeriksaan kehamilan juga dijadwalkan rutin, dengan begitu apabila terjadi masalah dalam kehamilan dapat kami rujuk ke rumah sakit,” ucap dia.
Tidak berhenti di situ, para petugas puskesmas juga akan mendatangi rumah para ibu hamil. Intervensi gizi juga dilakukan melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk mencegah timbulnya masalah kehamilan yang dapat meningkatkan risiko kematian pada ibu.
Dinkes juga menjalin kerja sama dengan pihak ketiga seperti organisasi profesi tertentu, UMY, UGM, dan RS Sardjito. Kerja sama tersebut lebih mengarah pada peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
“Kami juga dapat bantuan dana untuk pembelian USG [ultrasonografi] dari Pusat. 27 puskesmas yang ada di Bantul sudah memiliki USG semua. Jadi nanti dapat digunakan untuk mendekteksi secara dini kelainan-kelainan kehamilan,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement