Advertisement
Penyakit Lato-lato Meluas di Sleman, Nyaris 1.000 Ekor Sapi Terjangkit
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kasus Lumpy Skin Disease (LSD) atau dikenal dengan lato-lato di Sleman masih terus berkembang. Pada Rabu (8/3/2023) tercatat ada sebanyak 969 kasus yang tersebar di seluruh Kapanewon di Sleman.
Berdasarkan data Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, tercatat sebanyak 969 kasus sapi yang terjangkit LSD, tersebar di seluruh kapanewon di Sleman. Kapanewon Sleman menjadi wilayah dengan kasus LSD kondisi sakit terbanyak yakni 148 kasus.
Advertisement
Kapanewon Moyudan dan Minggir menjadi terbanyak kedua dan tiga, masing-masing 144 kasus dan 130 kasus. Rincian di setiap kapanewon lainnya meliputi Berbah 17 kasus, Cangkringan 27 kasus, Depok delapan kasus, Gamping 40 kasus.
BACA JUGA : Duh, Ratusan Sapi di Bantul Terpapar Penyakit Lato-Lato
Kemudian Godean dan Kalasan masing-masing 46 kasus, Mlati 88 kasus, Ngaglik 50 kasus, Ngemplak delapan kasus, Pakem 21 kasus, Prambanan 27 kasus, Seyegan 98 kasus, Turi delapan kasus dan Tempel 39 kasus.
Dari total jumlah tersebut, sebanyak 13 kasus sudah dinyatakan sembuh, 11 kasus mati dan satu kasus dipotong paksa. Adapun sapi yang telah divaksin saat ini sebanyak 1.657 ekor, yang telah dimulai sejak 18 Januari lalu.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono, mengatakan sampai saat ini belum ada info vaksin tambahan dari Kementerian Pertanian. "Belum ada," katanya, Rabu (8/3/2023).
Merebaknya penyakit LSD ini turut mempengaruhi aktivitas jual-beli sapi di pasar hewan. "Jumlah ternak yang diperdagangkan di Pasar Hewan Ambarketawang hanya sekitar 40 sampai 50 persen dari kondisi sebelum ada LSD," ungkapnya.
BACA JUGA : Waspada! Penyakit Lato-Lato Bikin Harga Sapi
Penanggungjawab Kelompok Kandang Ternak Andini Mangambar, Akbar Taruna, mengatakan walau LSD atau lato lato sudah meluas, di kelompok kandang ternaknya sejauh ini tidak ada yang terkena. "Karena sudah divaksin semua dan rajin disemprot obat," katanya.
Selain itu, di kelompok kandang ternak ini sementara tidak dilakukan aktivitas jual-beli ternak untuk menghindari masuknya LSD. "Belum ada penjualan juga, karena belum musim masuk sekolah, biasanya pada jual saat masuk sekolah," ujarnya.
Maka ia belum mengetahui fenomena ini apakah berpengaruh ke harga sapi yang sehat. Namun untuk sapi yang terjangkit LSD dipastikan turun drastis harganya. "Turun jauh bisa sampai 50 atau 60 persen," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement