Advertisement
Tahun Ini, Gunungkidul Bentuk 5 Kalurahan Tangguh Bencana
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Sebanyak lima kalurahan tangguh bencana akan dibentul pada 2023 di Gunungkidul. Saat ini Gunungkidul memiliki total 82 jaringan kalurahan tangguh bencana.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana, BPBD Gunungkidul, Agus Wibawa Arifianto mengatakan, upaya mitigasi bencana terus dilakukan. Langkah ini sebagai upaya mengurangi dampak pada saat terjadi bencana alam.
Advertisement
Salah satunya dengan memperluas jaringan kalurahan tangguh bencana. Meski demikian, ia mengakui belum bisa membentuk di seluruh wilayah karena baru terbentuk di 82 kalurahan.
BACA JUGA : Tahun Ini, Desa Tangguh Bencana di Sleman Bertambah Dua
“Total ada 144 kalurahan, tapi hingga sekarang baru terbentuk 82 kalurahan tangguh bencana,” kata Agus kepada wartawan, Kamis (9/3/2023).
Menurut dia, di tahun ini ada rencana membentuk lima kalurahan tangguh bencana. Adapun lokasinya berada di Kalurahan Hargosari, Tanjungsari; Botodayakan dan Semugih, Rongkop; Giripanggung, Tepus dan Semanu di Kapanewon Semanu.
“Masih proses dan target kami sudah terbentuk paling lambat Agustus mendatang,” ungkapnya.
Menurut dia, kategori kalurahan tangguh bencana disesuaikan dengan karakteristik dan potensi kebencanaan di masing-masing wilayah. Sebagai contoh, di kawasan Gedangsari, jaringan yang dikembangkan untuk antisipasi musibah tanah longsor.
“Sebelum dibentuk ada sejumlah pelatihan baik berupa gladi bersih maupun gladi lapangan berkaitan dengan upaya penaganan saat terjadi bencana alam,” katanya.
BACA JUGA : Pengukuhan Kalurahan Tangguh Bencana Diawali Gladi
Berdasarkan aturan yang tertuang dalam Perda No.5/2019 DIY tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), di wilayah DIY terdapat delapan kawasan rawan bencana. Total ada 301 kalurahan yang masuk dalam wilayah rawan bencana mulai dari gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung berapi, tsunami hingga angin kencang.
Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono mengatakan, cuaca ekstrem masih mungkin terjadi. Oleh karenanya, ia meminta kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana.
“Kehati-hatian dan waspada dibutuhkan untuk menekan dampak dari terjadinya cuaca ekstrem,” katanya.
Menurut dia, dampak dari cuaca ekstrem tidak hanya anging kencang, tapi juga ada potensi lain seperti banjir maupun tanah longsor. Purwono mengakui sudah membuat kajian terkait dengan potensi bencana di Gunungkidul.
Untuk banjir potensinya ada di sepanjang aliran Kali Oya. Selain itu, juga ada beberapa titik di Kapanewon Girisubo. Potensi longsor didominasi di zona utara Gunungkidul, meliputi Kapanewon Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong. “Untuk angin kencang potensinya menyebar di seluruh wilayah di Gunungkidul,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Warga Kulonprogo Ajukan Gugatan Disebut Nonpribumi Saat Balik Nama Sertifikat, Sidang Ditunda Lagi
- Biro PIWPP Setda DIY Gencarkan Kampanye Tolak Korupsi
- Anggota DPR RI Sebut Perlu Ada Honor untuk Pengambil Sampah Rumah Tangga di Jogja
- BPBD DIY Mewaspadai Lonjakan Pembuangan Sampah ke Sungai Imbas TPA Piyungan Ditutup
- Warga Terluka Saat Berdesak-desakan Buang Sampah di Depo Purawisata Jogja
Advertisement
Advertisement