Advertisement

Pemda DIY Raih Penghargaan PR Indonesia Awards 2023

Media Digital
Sabtu, 18 Maret 2023 - 15:47 WIB
Sunartono
Pemda DIY Raih Penghargaan PR Indonesia Awards 2023 Koordinator Substansi Hubungan Masyarakat, Biro Umum, Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji (kanan) saat menerima penghargaan Jumat (17/3/2023). - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA--Pemda DIY berhasil meraih penghargaan PR Indonesia Awards (PRIA) 2023 pada kategori manajemen krisis dan pasca krisis. Penghargaan ini diserahkan oleh Wakil Sekertaris Umum BPP Perhumas Indonesia, Fardila Rachmilliza kepada Koordinator Substansi Hubungan Masyarakat, Biro Umum, Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda DIY, Ditya Nanaryo Aji, Jumat (17/3/2023) di Aston Hotel and Convention Center, Denpasar, Bali.

Kepala Biro Umum, Hubungan Masyarakat dan Protokol Setda DIY Imam Pratanadi mengungkapkan kebijakan yang dibuat oleh Pemda bukan sesuatu yang mudah. Perlu kecermatan dan kejelian agar tidak terkesan tumpang tindih atau membingungkan masyarakat. Terutama berkaitan pemberitaan mengenai isu strategis yang seringkali diframing buruk oleh pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga menimbulkan konflik berkepanjangan.

Advertisement

BACA JUGA : Anugerah Media Humas, DIY Borong Penghargaan

"Manajemen krisis kami terhadap pemberitaan-pemberitaan isu di tengah masyarakat memang bukan pekerjaan mudah. Tidak mudah tetapi bukan berarti tidak bisa. Ini terus kami upayakan agar bisa menyajikan informasi dari sisi pemerintah yang mampu mengademkan masyarakat," jelas Imam, Sabtu (18/3/2023).

Imam menyatakan akan terus berupaya mengoptimalkan manajemen krisis melalui pemberitaan agar tiap kebijakan pemerintah bisa sampai dengan baik pada masyarakat. Ia juga berharap, akan mampu mengedukasi masyarakat untuk bisa menilai pemberitaan tidak hanya dari satu sisi saja, namun bisa lebih berimbang.

Sementara itu usai menerima penghargaan, Ditya mengatakan, fokus penanganan manajemen krisis memang menjadi hal yang sangat penting mengingat saat ini, banyak sekali isu-isu liar yang berkembang di masyarakat. Oleh karena itu, Pemda DIY dengan serius menangani permasalah tersebut agar membendung pemberitaan yang tidak berimbang oleh media.

"Seringkali ada isu-isu yang diberitakan berat sebelah oleh media dan ditelan mentah oleh masyarakat. Ini berbahaya, dan kami bertanggungjawab untuk menyajikan info secara berimbang dari sisi pemerintah. Kalau tidak, akan sangat membahayakan karena masyarakat akan kehilangan kepercayaan pada pemerintah," terang Ditya.

Ditya menjelaskan, salah satu parameter keberhasilan pemerintahan adalah tingkat kepercayaan publik. Apabila kepercayaan publik telah didapat, tentu pemerintah akan lebih mudah membangun dan menerapkan kebijakan untuk melayani masyarakat. Oleh karena itu, sudah selayaknya pemerintah daerah memberi porsi khusus pada manajemen krisis.

Meskipun menurutnya penghargaan yang diterima ini bukan tujuan utama, dan hanya sebagai salah satu efek positif atas kinerja manajemen krisis, namun tidak dipungkiri, hal ini menjadi suntikan semangat tersendiri bagi Pemda DIY. Atas apresisi ini Ditya berharap bisa menjadi cambuk untuk Ia dan timnya meningkatkan kinerja menjadi sumber informasi yang valid bagi masyarakat.

PRIA 2023 mengusung tema “Komunikasi untuk Peradaban Negeri”. Tahun ini, total entri mencapai 836 dari 236 instansi. Jumlah ini meningkat 6,4 % dibandingkan PRIA 2022. Masing-masing entri bertanding untuk menjadi yang terbaik di kategori Owned Media, Kanal Digital, Manajemen Krisis, Laporan Tahunan, Program CSR, Program PR, dan Departemen PR.

Penjurian sesi nonpresentasi telah dilaksanakan pada 13 Februari – 14 Februari 2023 di Jakarta. Penjurian dilanjutkan dengan sesi presentasi pada 14 Februari – 17 Februari 2023. Kedua penjurian dilaksanakan secara hibrida dengan melibatkan 16 juri mulai dari kalangan praktisi PR senior, jurnalis terkemuka, akademisi senior, hingga PR Gurus.

Asmono Wikan, Founder dan CEO PR INDONESIA menyatakan pertumbuhan jumlah peserta kompetisi PRIA yang selalu meningkat setiap tahun menunjukkan bahwa antusiasme praktisi PR lintas sektor untuk terus-menerus merawat kerja-kerja komunikasi tidak pernah pudar. Asmono yang turut menjuri untuk Program PR dan Departemen PR ini juga melihat cukup banyak perubahan signifikan, terutama dari peserta kategori Program PR.

Peserta mulai meninggalkan pengukuran berbasis advertising value equivalency (AVE) dan beralih menggunakan pengukuran berbasis AMEC. Tahun ini, ia juga menemukan wajah-wajah baru yang membuat latar belakang peserta menjadi semakin berwarna dan karya PR menjadi lebih beragam.

“Upaya ini patut kami hargai. Sebab, hal ini membuktikan PR sudah melangkah lebih jauh,” katanya.

Asmono Wikan menilai, positioning PR lebih strategis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di tahun ini, PR tampak berperan dalam advokasi kepada pemimpin terkait aspek komunikasi dan ke-PR-an. Kondisi ini merupakan kebanggaan atau prestasi yang patut disyukuri bersama.

"Saat ini hampir tidak ada institusi yang tidak menanggap PR sebagai fungsi strategis,” ujarnya.

Melengkapi beberapa kategori yang berbasis penjurian, PR INDONESIA bekerja sama dengan Indonesia Indicator menghadirkan kategori Terpopuler di Media Cetak dan On-line. Metode penilaian pada kategori ini berdasarkan total dan sentimen pemberitaan (exposure) di lebih dari 250 media cetak dan 11.000 media on-line selama rentang waktu 1 Januari 2022 – 31 Desember 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement