Advertisement

Sultan: Tata Kota Kulonprogo Harus Sesuai Aerotropolis

Stefani Yulindriani & Andreas Yuda Pramono
Selasa, 21 Maret 2023 - 08:27 WIB
Budi Cahyana
Sultan: Tata Kota Kulonprogo Harus Sesuai Aerotropolis Terminal keberangkatan Bandara YIA, Minggu (3/1/2021). - Harian Jogja/Dok

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengatakan Kabupaten Kulonprogo harus mempersiapkan tata kota untuk menunjang kawasan aerotropolis.

Sebelumnya, Badan Kerja Sama Internasional Jepang atau Japan International Cooperation Agency (JICA) telah menyelesaikan kajian pengembangan aerotropolis dengan merilis lima program prioritas.

Advertisement

“Dengan rekomendasi itu kabupaten kota maupun provinsi, khususnya Kulonprogo, tahun ini atau tahun depan sudah waktunya menubah tata ruang,” kata Sultan, Senin (20/3/2023).

Menurut Sultan HB X, Kulonprogo perlu mempersiapkan lahan untuk aerotropolis. Kawasan aerotropolis akan diputuskan Pemerintah Pusat berdasarkan perencanaan Pemda DIY bersama dengan Pemkab Kulonprogo.

Pemda DIY akan membentuk badan yang diketuai oleh Sri Sultan HB X. Badan tersebut akan merancang sistem manajemen pengembangan aerotroplis.

“Ada holding-nya, holding-nya saya ketuai sendiri. Holding itu akan memudahkan koordinasi, tidak hanya dengan kabupaten tapi juga dengan masyarakat, pihak ketiga, dengan Pemerintah Pusat, dengan pelaku usaha,” ucapnya.

Kulonprogo telah merancang lahan yang akan dikembangkan menjadi kawasn aerotropolis di sekitar Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) terus dilakukan. JICA merampungkan kajian pengembangan aerotropolis dengan beberapa program prioritas seperti smart agricultur, smart tourism, dan ekonomi sirkular.

Sub Koordinator Kelompok Substansi Pengembangan Wilayah Bappeda Kulonprogo, Ika Yonita, mengatakan wilayah yang masuk dalam radius 30 kilometer dari titik runaway bandara masuk dalam kawasan pengembangan aerotropolis seperti sebagian Kapanewon Kokap, sebagian Kapanewon Pengasih, sebagian Kapanewon Wates dan seluruh Kapanewon Temon.

“Konsep aerotropolis itu masih bisa didebat. Kalau mengacu pada literatur, aerotropolis itu adalah kawasan yang berkembang, karena ada aktivitas kebandaraan. Jadi dari titik runaway dalam radius 30 kilometer itu bisa masuk dalam kawasan aerotropolis. Kami memfokuskan empat kapanewon di sekitar YIA untuk dikembangkan dengan konsep aerotropolis,” kata Ika di kantornya, Senin (20/3).

Ika menambahkan pengembangan aerotropolis di sekitar kawasan YIA akan berbeda dengan aerotropolis di wilayah atau negara lain. Sebab, masyarakat Kulonprogo, terutama Temon, lebih banyak bergerak di bidang pertanian.

“Kami tidak ingin menghilangkan dominasi terhadap pertanian. Tapi kami ingin mengangkatnya. Karena itu konsep besarnya bernama agro aerotrpolis. Tapi kemudian pertanian yang seperti apa?’ ya pertanian dengan komoditas nilai tinggi,” katanya.

Konsep smart agriculture diterapkan guna meningkatkan nilai komoditas. Smart agriculture akan mengarah pada penggunaan teknologi yang tepat guna dalam pertanian termasuk pemasaran seperti sistem pengairan otomatis. Dari hulu ke hilir, menurut Ika harus mendapat sentuhan tekonologi sama halnya dengan smart tourism.

“Mulai dari ticketing hingga booking. Hal-hal yang futuristik seperti inilah yang direkomendasikan JICA,” ucapnya.

Sementara itu, konsep ekonomi sirkular akan menitikberatkan pada penggunaan sarana-prasarana yang dapat digunakan atau didaur ulang, sehingga tidak akan mengurangi perekonomian, bahkan justru memiliki nilai tambah. JICA mengajak pemerintah daerah untuk memulai penerapan smart agriculture, smart tourism, dan ekonomi sirkular dari nol atau menjadikan aerotropolis di sekitar kawasan YIA sebagai pilot project karena mayoritas warga bekerja di sektor pertanian.

Bappeda Kulonprogo telah memasukkan pengembangan aerotropolis dalam program prioritas. Dengan begitu tiap organisasi perangkat daerah akan memiliki rencana strategis dan terukur di tiap tahunnya. Namun, pengembangan tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah daerah, tetapi juga para investor.

Rencana Detail Tata Ruang yang dirancang Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kulonprogo sudah selesai disusun dan telah mendapat persetujuan substansi dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Tidak lama lagi peraturan kepala daerah akan ditetapkan menyusul RDTR tersebut.

BACA JUGA: Jepang Rampungkan Kajian Aerotropolis di Sekitar YIA Kulonprogo, Ini Rekomendasinya

Pembangunan aerotropolis di Kulonprogo akan diselaraskan dengan pengembangan aerocity di Bandara YIA yang dilakukan PT Angkasa Pura I. Di dalam aerocity akan ada permukiman hingga stadion. General Manajer Yogyakarta International Airport (YIA) atau Bandara Internasional Yogyakarta Agus Pandu Purnama mengatakan aerotropolis dengan aerocity akan dibangun bersamaan.

“Aerocity atau airport city akan berada di kawasan bandara seluas hampir 85 hektare, sedangkan aerotropolis di luar bandara,” kata Pandu, Senin.

Pandu mengatakan Gubernur DIY tidak menginginkan duplikasi pembangunan yang menyebabkan ketidakselarasan aerotropolis dengan aerocity. PT Angkasa Pura I kemudian membentuk tim untuk menyelaraskan program baik yang dibuat PT Angkasa Pura I maupun Pemda DIY.

“Jadi nanti ada kota kecil di dalam bandara yang dapat mendukung pengguna jasa dan masyarakat. Nantinya di tempat kami, di aerocity, akan dibangun hotel, residential [permukiman], theme park, cargo village, sarana pendidikan, stadion, dan lain-lain. Hal itu yang diharapkan pemerintah daerah supaya selaras dengan aerotropolis,” katanya.

Anggota tim penyelaras tersebut terdiri dari Kantor Pusat PT Angkasa Pura dan anak perusahaan bernama Angkasa Pura Property yang menjadi pelaksana pembangunan di kawasan YIA. Tim tersebut sedang dalam tahap koordinasi atau brainstorming terkait dengan pengembangan aerocity.

“Belum ada eksekusi fisik. Kami masih di tahap pencocokan program kami dengan milik pemerintah daerah, karena kawasan ini akan menjadi kawasan modern nantinya. Kami sudah punya zonasi untuk cargo village, sarana pendidikan, dan lain-lain,” ucapnya.

Menurut dia, sudah ada rencana untuk membangun tempat pendidikan di dalam aerotropolis. Dengan demikian, semestinya tidak boleh ada sarana serupa di aerocity. Pandu mengatakan lahan di dalam kawasan Bandara YIA yang menjadi aerocity hanya sekitar 45 hektare, sisanya akan menjadi jalan dan sebagainya.

Agriculture [pertanian] itu sudah ada di masyarakat, tetapi sifatnya tradisional dan belum dikembangkan secara modern. Nah, Pemda DIY ke depannya ingin menggunakan teknologi yang smart, dan menjadi percontohan di daerah lain. Aerotropolis ini nanti jadi percontohan di DIY sebagai kawasan yang menggunakan sentuhan teknologi modern, tanpa menghilangkan jati diri kedaerahan. Intinya seperti itu," ucap Pandu.

Sebelumnya, Badan Kerja Sama Internasional Jepang atau Japan International Cooperation Agency (JICA) menyelesaikan kajian pengembangan aerotropolis di sekitar Bandara Internasional Yogyakarta atau YIA di Kulonprogo.

JICA menyampaikan lima program prioritas dalam laporan akhir atau final report pengembangan aerotropolis di sekitar YIA.

Senior Representative Kantor Perwakilan JICA Indonesia, Okamura Kenji, mengatakan final report tersebut adalah hasil kajian Tim Task Force yang dibentuk berdasarkan nota kesepahaman dengan Pemda DIY pada Oktober 2022. Kerja sama berlaku dari November 2022-Maret 2023.

“Di Tim Task Force, ada perwakilan JICA dan perwakilan daerah tingkat provinsi dan kabupaten. Task Force tersebut terus bergerak sampai saat ini untuk melihat pembangunan yang diperlukan di DIY,” katanya, Jumat (17/3).

Dalam laporan akhir JICA tersebut, ada lima program prioritas. Pertama, program pembangunan yang bekerja sama dengan PT Angkasa Pura I; kedua, smart agriculture; ketiga, smart tourism; keempat, pembangunan sekitar Stasiun Wates; dan kelima, pembangunan model city dengan memanfaatkan ekonomi sirkuler.

Okamura mengatakan arahan dari Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, agar pembangunan aerotropolis di sekitar YIA selain modern juga perlu menjaga budaya tradisional masyarakat setempat, dan memanfaatkan digitalisasi dan teknologi informasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement