Advertisement
Menjadi Penggerak dalam Pengelolaan Lingkungan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Perempuan di Kota Jogja berperan penting di setiap sektor pembangunan. Bahkan dalam pengelolaan sampah yang selama ini menjadi masalah lingkungan, perempuan berperan nyata dalam penanganan sampah.
Advertisement
Ketua Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Jogja, Suni Fatmah meyakini masalah sampah di Kota Jogja penting untuk segera diselesaikan agar tidak menimbulkan masalah lainnya. Suni yang mengkoordinasi seluruh kader PKK di Kota Jogja menyebut peran perempuan Jogja sangat signifikan dalam penanganan sampah.
Lebih dari setahun terakhir, aktivitas Suni bertambah. Selain sebagai guru di SD Muhammadiyah Sokonandi, Suni juga menjabat sebagai Ketua PKK Kota Jogja. Dalam jabatan ini, fokus utama Suni adalah turut menyelesaikan masalah sampah.
“Kader PKK di seluruh Kota Jogja semuanya harus ikut menangani sampah, dari kader tingkat RT sampai kelurahan dan kemantren. Mereka menjadi garda terdepan mengatasi sampah. Cek saja pengurus bank sampah di tiap kelurahan, pasti ada kader PKK. Saya turut menjembatani para kader PKK ini untuk dapat diakomodasi dalam mengatasi sampah,” katanya saat ditemui, Selasa (18/4).
Mengawali karier sebagai guru honorer sebuah SMP di Bantul pada 1998, Suni kemudian melanjutkan pengabdiannya sebagai guru di SD Muhammadiyah Sokonandi, Kota Jogja pada 2005. “Sebagai seorang guru dan seorang ibu, masalah sampah ini bisa berdampak ke banyak hal dalam keluarga, terutama tumbuh kembang dan kesehatan anak. Oleh karena itu, banyak kader PKK yang menjadi pengurus bank sampah di Jogja, karena hal ini linear dengan masalah yang dihadapi PKK sebagai agen keluarga,” katanya.
Namun, Suni menegaskan tak hanya kader PKK yang seharusnya mengentaskan masalah sampah namun melibatkan semua pihak. “Saya sering turun ke PKK kelurahan menanyakan progres bank sampah dan penanganan sampah lainnya. Saya mendengarkan apa yang mereka minta agar bisa mengatasi sampah,” ujarnya.
Berbagai masukan kader PKK di tiap wilayah Kota Jogja tersebut kemudian diakomodasi. “Masukan, permintaan, apapun yang mereka minta saya sampaikan ke instansi terkait. Paling sering memang ke DLH karena irisannya ke sana, dan Alhamdulilah DLH juga cekatan memenuhi kebutuhan tersebut,” katanya.
Suni berharap masalah sampah juga diperhatikan serius oleh kelompok lainnya, bukan hanya kader PKK. “Sepertinya masalah sampah merupakan masalah domestik rumah tangga, namun kenyataannya sampah menjadi masalah publik, jadi harus dikerjakan bersama. Kesadaran budaya memilah sampah harus dimiliki setiap orang,” katanya. (BC)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Rupiah Melemah, Apindo Jateng Ancang-ancang Naikkan Harga Produk Manufaktur
- Sempat ke Ngawi, Penipu 2 Katering untuk Masjid Syeikh Zayed Solo Ditangkap
- Terseret Ombak di Pantai Damas Trenggalek, Satu Bocah Meninggal, Dua Selamat
- Rumah Sandra Dewi dan Harvey Moeis di Jakarta Barat Digeledah Kejaksaan Agung
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pencegahan Kecelakaan Laut di Pantai Selatan, BPBD DIY: Dilarang Mandi di Laut
- Perekrutan Badan Ad Hoc Pilkada DIY Dibuka Pekan Depan, Netralitas Jadi Tantangan
- Tidak Berizin, Satpol PP Jogja Menyegel Empat Reklame Papan Nama Toko
- Duh, Desentralisasi Sampah DIY Mundur Lagi Menjadi Mei 2024
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement