Advertisement
Mendekati Iduladha, 1.847 Sapi Sakit LSD di Sleman

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Ribuan sapi di Sleman masih terjangkit wabah Lumpy Skin Disease (LSD). Mendekati hari raya Iduladha, Pemkab Sleman mengintensifkan penanganan dan pencegahan penularan LSD.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman, Suparmono, menjelaskan saat ini ada sebanyak 1.847 sapi yang sakit LSD, dengan Kapanewon Prambanan sebagai daerah terbanyak dengan sapi sakit LSD, mencapai 247 kasus.
Advertisement
“Kemudian Kapanewon Ngaglik dengan 173 kasus, Berbah 183 kasus, Cangkringan 71 jasys, Depok 30 kasus, Gamping 64 kasus, Godean 58 kasus, Kalasan 86 kasus, Minggir 75 kasus, Mlati 129 kasus, Moyudan 120 kasus, Ngemplak 76 kasus, Pakem 100 kasus, Seyegan 81 kasus, Sleman 187 kasus, Tempel 147 kasys dan Turi 40 kasus,” ujarnya, Kamis (27/4/2023).
Adapun total kasus LSD sejak awal kemunculannya di Sleman sampai saat ini mencapai 2.327 kasus. Dari jumlah tersebut, telah sembuh sebanyak 416 kasus, mati 38 kasus dan potong paksa 26 kasus. Adapun sapi suspect LSD sebanyak 2.296 sapi.
Baca juga: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pencegahan Gagal Jantung
Menghadapi Iduladha, sejumlah upaya yang dilakukan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Sleman di antaranya tetap melaksanakan pelayanan kesehatan hewan pada para peternak baik di kandang-kandang kelompok maupun pada kandang personal dan pengusah ternak.
“Mendata dan mengindentifikasi ternak sapi dan kambing, domba sebagai calon hewan kurban. Lalu melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi terkait manajemen usaha ternak terkait higiene sanitasi kandang, kesehatan hewan, kebersihan kandang dan lingkungan serta ketersediaan pakan yang mencukupi secara kualitas dan kuantitas,” ungkapnya.
Kemudian melakukan komunikasi, informasi dan edukasi tentang lalu lintas ternak hewan kurban yang akan keluar-masuk dari dan ke wilayah Kbupaten Sleman. “Koordonasi lintas instansi seperti Balai Karantina Pertanian, Pos lalu lintas ternak Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, BBVet Wates,” katanya.
Ia menegaskan untuk sapi, kambing dan domba yang akan digunakan sebagai hewan kurban harus ternak yang sehat. “Sedangkan untuk operasional pembatasan ternak yang terkena LSD kami masih menunggu SE dari Dirjen Peternakan dan Keswan dan SE dari MUI,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Perang Rusia vs Ukraina: Miris, Jumlah Korban Lampaui 9 Tahun Perang Uni Soviet vs Afghanistan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Ini Kisah Anak Muda, Punya Rumah di Jogja Seperti Jodoh, Kadang Sulit Dicari
- Komentar Jokowi Setelah Jajal Telur Krispi Kopi Klotok: Enak Sekali
- Jokowi Sarapan di Kopi Klotok, Warganet Berkelakar kok Enggak Antre
- Hari Sepeda Sedunia, Jogja Dulu Punya Sego Segawe yang Kini Tak Ada Lagi Kabarnya
- BPPD dan GIPI Promosikan Wisata Sehat agar Wisatawan Tinggal Lebih Lama
Advertisement
Advertisement