UTBK-SNBT, ISI Jogja Pastikan Tak Ada Alat Komunikasi Selama Ujian
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Ujian Tes Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berdasar Tes (UTBK-SNBT) dilaksanakan di berbagai kampus negeri salah satunya Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta sejak 8-14 Maret dan dilaksanakan secara serentak. Mengantisipasi kecurangan, pihak perketat pengawasan terutama terhadap penggunaan alat komunikasi selama ujian.
Koordinator Pelaksana UTBK-SNBT ISI Jogja, Hangga Hardika menyampaikan bahwa tahun lalu penyelenggaraan UTBK dilaksanakan hingga dua gelombang.”Tahun kemarin kita sampai dua gelombang, artinya kita lakukan satu minggu lebih, kalau jumlah tahun ini relatif turun,” ujarnya saat diwawancarai Harianjogja.com pada Kamis (11/5/2023).
Advertisement
Pelaksanaan setiap hari dilakukan dalam dua sesi, setiap sesi menampung sampai kurang 300 peserta UTBK-SNBT. Untuk tahun ini kuota yang disediakan sebanyak 4000 peserta sedangkan tahun lalu hingga 4700 peserta.
"Kali ini lancar, Kalau kendala, Alhamdulillah sangat lancar. Kalau dulu ada antrean yang masih belum tes antigen kami sediakan dokter. Karena sudah tidak Pandemi ini sekarang setiap pagi lebih tenang,” ujarnya.
Untuk menjaga transparansi selama ujian, soal UTBK-SNBT diunduh setiap pagi oleh tim admin sehingga panitia juga tidak mengetahui bentuk soal seperti apa dan setiap sore jawaban langsung dikirim ke Jakarta karena penilaian dilakukan secara terpusat. Setiap tim juga dibekali melalui workshop hingga pengawasan peserta tes.
“Pengawas dibantu teknisi melihat kecurigaan, karena setiap komputer beda-beda urutanya, bisa lihat layar sebelah tapi soalnya udah beda. Pengawas bisa mendeteksi mana yang curang, kenapa kok belum mengerjakan,” ucap Hangga.
Menurutnya, tingkat kesulitan menjawab soal ujian lebih diperketat dengan metode yang agak berbeda. Bahkan sebelum tes dimulai peserta dilakukan pembiasaan untuk menjawab soal termasuk alat-alat kecil yang memungkinkan untuk memudahkan dalam menjawab. “Sekarang alat alat kecil bisa dimungkinkan untuk melakukan komunikasi, siapa tahu ada kaca yang ada kameranya," ujarnya.
Sementara untuk jawaban dibuat berbeda yang menurut Hangga lebih sulit. “Sekarang jawaban dicentang langsung, bukan a,b,c yanga dalam satu jawaban ada beberapa jawaban,”tuturnya.
Mengantisipasi kecurangan yang terjadi persiapan antisipasi sejak dini mulai dari pengecekan dokumen seperti identitas dan perlengkapan ujian bahkan hingga sampai penggeledahan. Dirinya berharap tidak terjadi kecurangan karena tiga tahun sebelumnya ditemukan kecurangan setelah ditemukan alat komunikasi yang ditempel oleh salah satu peserta.
“Kami tidak mengawasi sampai menanyakan kondisinya. Mrenget munyeng apa gimana kita gak tahu, Kita hanya memastikan apakah berjalan dengan lancar, apakah sudah terselenggara dengan baik,” pungkas Hangga.
Salah satu peserta UTBK-SNBT, Annisa menyampaikan perasaannya pasca mengikuti ujian UTBK hari ke-4 di ISI Yogyakarta. Dirinya mengaku syok karena ada pembatasan waktu. Sebelumnya dirinya sudah mengikuti berbagai persiapan untuk sebelum mengikuti UTBK-SNBT. “Semoga skornya nanti dapat memenuhi,” ungkap gadis yang berkeinginan masuk Universitas Indonesia (UI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
DPR Apresiasi Pj Gubernur Jateng Atas Respon Soal Isu Netralitas Kades dan Lurah
Advertisement
Minat Berwisata Milenial dan Gen Z Agak Lain, Cenderung Suka Wilayah Terpencil
Advertisement
Berita Populer
- KPU Kulonprogo Sosialisasikan Teknis Nyoblos Pilkada di Wilayah Perdesaan
- Rawan Ambruk, Pemilik Joglo Diminta Waspada saat Terjadi Hujan Deras dan Angin Kencang
- Agar Menarik Wisatawan Pemkab Bantul Diminta Kelola Agrowisata Bukit Dermo Secara Berbeda
- Pelaksanaan Tunggu Pusat, Bantul Siapkan Rp50 Miliar untuk Program Makan Bergizi Gratis
- Kondisi Alam Tidak Cocok, Produksi Susu Sapi dalam Setahun di Gunungkidul Hanya 5.760 Liter
Advertisement
Advertisement