Advertisement
Prostitusi Anak Kerap Terjadi di Hotel, PHRI DIY: Kebanyakan Kelas Melati

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Maraknya prostitusi anak di Jogja yang kerap dilakukan di hotel-hotel kecil ditanggapi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY. Kasus prostitusi anak terbaru berhasil diungkap Polresta Jogja dimana ada lima korban anak pada April lalu.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono menjelaskan kebanyakan kasus prostitusi anak terjadi di hotel kelas melati. “Kalau yang terjadi di hotel yang anggota PHRI DIY tidak ada, tetapi memang ini fenomena yang memprihatinkan,” katanya, Senin (5/6/2023).
Advertisement
Deddy menyebut prostitusi anak kerap terjadi di hotel-hotel kecil yang memiliki sistem keamanan minim. “Biasanya pakai hotel yang keamanannya minim, pengawasannya kurang, seperti tak ada CCTV di area lorong,” ujarnya.
BACA JUGA: Muncikari Prostitusi Anak Tawarkan Gadis 17 Tahun di Michat
Pencegahan prostitusi anak yang terjadi di hotel, menurut Deddy, dapat dilakukan dengan aturan pencegahan yang memadai. “Sekarang ini industry hotel masih menggunakan aturan Kementerian Pariwisata yang prinsipnya menghormati privasi tamu, jadi kalau mau mengecek hal-hal detail susah juga,” jelasnya.
Di sisi lain, industri hotel mesti menghindari dan tak memfasilitasi tindakan kejahatan atau kriminalitas. “Dalam aturan itu ada dilarang memfasilitasi hal-hal yang melanggar hukum, tapi itu tadi privasi diutamakan, artinya perlu aturan untuk memperketatnya,” ujarnya.
Pengetatan pengawasan industri hotel agar tidak dijadikan tempat prostitusi anak, lanjut Deddy, dapat diinisiasi Pemda DIY. “Pemda dapat mengeluarkan regulasi mekanisme pengawasan pada manajemen hotel ke pengunjung dengan bijak, untuk mencegah prostitusi anak,” terangnya.
Pengawasan oleh manajemen hotel, sambung Deddy, dapat dilakukan agar mencegah prostitusi anak. “Prinsipnya memang harus beriringan dengan menghormati tamu, itu bisa berjalan beriringan,” ucapnya.
Prostitusi anak, tegas Deddy, hanya memperburuk citra Jogja dan dapat berdampak buruk ke kunjungan wisatawan. “Memang harus diberantas, kami tidak ingin memfasilitasi hal demikian sebagai manajemen hotel, cuma hanya mencoreng citra Jogja saja,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sidang Kasus Perundungan Dokter Aulia Risma, Dekan FK Undip Tak Ada Iuran di PPDS
Advertisement

Begini Cara Masuk Gratis ke Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Khusus Bulan Juli 2025
Advertisement
Berita Populer
- Wiyos Santoso, Ni Made dan Aris Eko Masuk Tiga Besar Kandidat Sekda DIY
- Prestasi ORI DIY, Selesaikan 177 Laporan Selama Semester I 2025, Paling Banyak Soal Isu Pendidikan
- Libur Sekolah, Museum Sandi Ramai Dikunjungi Wisatawan Keluarga
- Leptospirosis di Jogja Meningkat Signifikan, Ada 18 Kasus dengan Lima Kematian
- Asrama Sekolah Rakyat BBPPKS Purwomartani Sleman Siap Ditempati, Begini Fasilitasnya
Advertisement
Advertisement