Advertisement
Bikin Bising, Warga Patuk Larang Bus Wisata Bunyikan Klakson Telolet di Area Permukiman
Warga meminta sopir bus membunyikan klakson telolet. - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Warga Kalurahan Patuk, Patuk, melarang aktivitas membunyikan klakson telolet oleh bus di area permukiman. Pelarangan dilakukan dengan memasang spanduk di sejumlah titik di jalur wisata di kawasan tersebut.
Direktur Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) Bima Sena Kalurahan Patuk, Ivan Medianta mengatakan pelarangan bus pariwisata membunyikan klakson telolet merupakan kesepakatan bersama. Salah satu alasannya karena terlalu bising, khususnya saat melintas di area permukiman warga. Terlebih lagi, saat sekarang, klakson telolet kembali marak dan seringkali dibunyikan pada saat bus pariwisata melintas.
Advertisement
Dia tidak menampik banyak anak-anak yang menanti bunyi klakson ini. Namun sebaliknya, juga ada yang merasa terganggu. Pasalnya, selain berbunyi dengan keras, durasi waktunya juga lumayan lama.
“Makanya dibuat spanduk imbauan untuk tidak membunyikan klakson di area permukiman yang berada di jalur wisata. Untuk pemasangan sudah sejak beberapa waktu lalu,” kata Ivan saat dihubungi Harianjogja.com, Minggu (25/6/2023).
BACA JUGA: Wacana Larangan Bus Wisata Masuk Kota Jogja
Menurut dia, spanduk yang terpasang berada di lima titik. Salah satunya berada di jalur wisata menuju HeHa Sky View.
Selain ada pemukiman padat penduduk, di jalur ini juga ada gedung sekolah sehingga saat telolet dibunyikan bisa mengganggu konsentrasi belajar para siswa. “Kedatangan bus pariwisata tidak hanya hari libur. Hingga saat ini masih berlaku,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Lurah Patuk, Catur Bowo. Menurut dia, pemasangan spanduk larangan membunyikan klakson telolet berasal dari masyarkat dengan tujuan mengurangi kebisingan di area permukiman warga. “Demi kenyamanan bersama harapannya imbauan bisa ditaati karena untuk saling menghagai,” katanya.
Catur mengungkapkan tidak ada masalah apabila klakson dibunyikan saat berada di jalan raya. Namun saat memasuki jalur wisata yang padat penduduknya tidak dilakukan. “Spanduk dipasang di jalur menuju HeHa. Memang di sana jalurnya masih sempit dan masuk kategori permukiman padat penduduk,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Hadiri KTT Asean, Prabowo Tegaskan Pentingnya Persatuan Asean
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Tebing 100 Meter Longsor, Akses di Girimulyo Kulonprogo Lumpuh
- Rumah Zakat Jogja Salurkan Bantuan Pangan lewat Foodbank
- Jadwal DAMRI di Jogja ke Bandara YIA Hari Ini, Minggu 26 Oktober
- Jadwal KA Bandara YIA Hari Ini dari Stasiun Tugu Jogja ke YIA
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Minggu 26 Oktober 2025
Advertisement
Advertisement



