Kronologi 3 Warga Semanu Meninggal Dunia karena Antraks, Berawal dari 4 Sapi Mati Mendadak
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kasus antraks di Gunungkidul mengemuka saat tiga orang warga Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu meninggal dunia. Satu orang dinyatakan positif antraks oleh RSUP Sardjito, dua lainnya berstatus suspek antraks.
Kepala Dusun Jati, Yulianus Sugeng Ariyanto menjelaskan mulanya pada Mei lalu empat ekor sapi mati mendadak di wilayahnya. “Meninggalnya mendadak, berbeda hari semua di RT yang berbeda,” katanya, Rabu (5/7/2023).
Advertisement
Sugeng menyebut satu orang yang dinyatakan antraks mengonsumsi salah satu sapi yang meninggal pada pertengahan Mei. “Sekitar 26 Mei itu korban ini mengeluhkan sakit, lalu 1 Juni dibawa ke RS Panti Rahayu, di sana ada disebut ada indikasi antraks lalu langsung dibawa ke RSUP Dr. Sardjito,” ujarnya.
Korban lalu meninggal dunia pada 4 Juni, lanjut Sugeng, kemudian Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) langsung menuju Padukuhan Jati, Semanu.
“Pada 5 Juni itu dinas-dinas datang, mereka memeriksa, ada yang menabur formalin di sekitar sapi yang mati. Pengecekan darah dilakukan 13 Juni,” ujar dia.
BACA JUGA: Tak Mau Ketularan Antraks, Pemkab Bantul Perketat Pasokan Hewan Ternak dari Gunungkidul
Sugeng menjelaskan dua orang yang meninggal pada Mei sebelum korban positif antraks dinyatakan oleh rumah sakit tidak karena antraks.
“Kalau dua orang yang meninggal dunia di Mei ini bukan karena antraks kalau menurut rumah sakit, tetapi memang salah satu yang meninggal dunia ini mengonsumsi daging sapi yang sama dengan korban positif antraks, sedangkan satu orang tidak mengonsumsi tetapi tinggalnya berdekatan dengan lokasi sapi yang mati itu,” ujar dia.
Keempat sapi yang mati mendadak itu, lanjut Sugeng, tidak diketahui mengidap antraks atau bukan. “Kami belum tahu hasil pengecekan sapi yang mati mendadak itu, hasil cek darah saja kami belum tahu ada berapa yang positif dan siapa saja,” ujarnya.
Puskesmas Semanu, sambung Sugeng, rutin mengunjungi warganya untuk melakukan pengecekan kesehatan. “Setelah pengecekan darah itu ada obat juga yang diberikan, tetapi akhir-akhir ini sudah tidak ada lagi pemeriksaan. Saya telepon ke puskesmas menanyakan hasil cek darah juga belum ada, besok katanya mereka akan ke sini lagi,” ucapnya.
Sementara itu, Lurah Candirejo Renik David Warisman menyebut tidak mengetahui awal mula kejadian antraks di wilayahnya. “Kejadiannya sudah cukup lama, sebelum Iduladha, jadi kurang begitu paham bagaimana kronologinya," ujar dia.
Renik tahu ada antraks yang menjangkit warganya saat Dinkes Gunungkidul melakukan pengecekan darah ke warganya. “Fokusnya bagaimana kedepannya tidak terulang, karena ini kan sudah terlanjur," katanya.
Kalurahan Candirejo, jelas Renik, akan mendampingi warga yang terkena antraks. “Akan kami dampingi terus secara optimal, ini juga jadi bahan pembelajaran agar tidak mengkonsumsi sapi yang sudah meninggal,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
Advertisement
Advertisement