Tak Mau Ketularan Antraks, Pemkab Bantul Perketat Pasokan Hewan Ternak dari Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pemkab Bantul melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) memperketat pasokan hewan ternak dari Kabupaten Gunungkidul. Upaya ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit antraks yang kini tengah berjangkit di wilayah tersebut.
Sebagaimana diketahui, kasus antraks sudah memakan korban jiwa di Gunungkidul dan puluhan orang lainnya dinyatakan suspek. “Sementara ini kami akan memperketat pasokan hewan dari Gunungkidul,” kata Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, Rabu (5/6/2023).
Advertisement
Joko mengatakan selama ini banyak pasokan sapi di pasar hewan maupun di tempat pemotongan hewan di Bantul berasal dari Gunungkidul, DIY dan Wonogiri, Jawa Tengah. Bahkan di Pasar Hewan Imogiri yang setiap pasaran bisa mencapai 700 ekor sapi dari berbagai daerah, salah satunya Gunungkidul.
Selain memperketat pasokan hewan di pasar hewan, pihaknya juga akan mendatangi tempat-tempat pemotongan hewan ternak maupun di kandang-kandang kelompok ternak di Bumi Projotamansari.
BACA JUGA: 2 Korban Meninggal Diduga Akibat Anthrax Muncul Sejak Mei, Status Suspek
Pihaknya khawatir ada hewan ternak dari Gunungkidul ke Bantul membawa penyakit antraks yang tidak terdeteksi saat pemeriksaan. Sebab masa inkubasi penyakit antraks itu panjang bisa sampai berbulan-bulan.
Karena itu dinasnya langsung menerjunkan petugas kesehatan hewan ke kelompok ternak pedagang, maupun pasar hewan. “Sejak adanya informasi antraks di Gunungkidul kami langsung melakukan pengawasan,” ucapnya.
Ratusan liter disinfektan juga disiapkan untuk menyemprot kandang ternak, pasar hewan, maupun rumah jagal yang ada di Bantul.
Sejauh ini diakuinya belum ada laporan antraks di Bantul. Namun demikian pihaknya menyayangkan informasi antraks di Gunungkidul baru muncul saat ini, padahal sudah diketahui sejak sebelum lebaran Iduladha.
“Kami jelas khawatir ternak kurban yang terpapar anthraks ini juga menularkan kepada hewan lainnya sehingga penularan antraks semakin meluas. Apalagi itu terjadi sebelum Iduladha sehingga ini menjadi pekerjaan tidak mudah untuk mendeteksi,” ujarnya.
Dia berharap tidak ada penyebaran antraks dari Gunungkidul ke Bantul, termasuk saat Iduladha, beberapa waktu lalu. Pada Iduladha lalu di Bantul tercatat ada ribuan sapi, kambing, dan domba yang dipotong.
Dari data DKPP Bantul jumlah hewan kurban yang dipotong selama dua hari pada Rabu (28/6/2023) dan Kamis (29/6/2023) sebanyak 20.303 ekor. Jumlah tersebut terdiri dari sapi 6.790 ekor, kambing 5.331 ekor, domba 8.183 ekor. Jumlah tersebut terdiri dari 2.204 titik pemotongan baik di masjid, rumah pemotongan hewan (RPH) maupun di lingkungan warga.
“Semoga saja tidak ada warga yang mengkonsumsi daging kurban dari ternak Gunungkidul yang terpapar anthraks. Yang sulit itu kan masa inkubasi antraks hingga 60 hari usai mengkonsumi daging yang terpapar antraks."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPU Sleman Targetkan Distribusi Logistik Pilkada Selesai dalam 2 Hari
- 20 Bidang Tanah Wakaf dan Masjid Kulonprogo Terdampak Tol Jogja-YIA
- Jelang Pilkada 2024, Dinas Kominfo Gunungkidul Tambah Bandwidth Internet di 144 Kalurahan
- Angka Kemiskinan Sleman Turun Tipis Tahun 2024
- Perluasan RSUD Panembahan Senopati Bantul Tinggal Menunggu Izin Gubernur
Advertisement
Advertisement