Advertisement
Hewan Ternak Mati Mendadak Harus Dilaporkan, Bukannya Disembelih

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Beberapa warga Gunungkidul terindikasi penyakit antraks. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY meminta hewan ternak yang mati mendadak segera dilaporkan.
Kepala DPKP DIY, Sugeng Purwanto menyampaikan pihaknya tidak menampik adanya kasus penularan antraks di Gunungkidul sejak Juni lalu. Menurut Sugeng penularan tersebut berasal dari 6 ekor sapi dan 6 ekor kambing yang mati secara mendadak.
Advertisement
Menurut Sugeng, hingga saat ini korban yang meninggal karena penyakit tersebut ada 1 orang, dan 2 orang yang meninggal lainnya bukan karena antraks. Menurut Sugeng, hewan yang terkena antraks di Gunungkidul tersebut merupakan hewan ternak warga setempat.
Menurut Sugeng, pihaknya bersama dinas terkait di Kabupaten Gunungkidul sudah melakukan penanganan untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut.
“Itu sudah pada awal Juni kemarin, jauh sebelum kurban [Iduladha]. Itu sudah langsung ditangani, tim kita bergerak cepat dengan [dinas terkait] Gunungkidul,” katanya.
Baca juga: Kronologi 3 Warga Semanu Meninggal Dunia karena Antraks, Berawal dari 4 Sapi Mati Mendadak
Menurut Sugeng, vaksinasi terhadap hewan di Gunungkidul pun telah dilakukan untuk memutus penyebaran penyakit tersebut. Kemudian, hewan yang ada di Semanu, daerah tempat ditemukannya antraks, juga telah diisolasi.
Meski begitu, menurut Sugeng, pihaknya belum menginformasikan penyakit tersebut sejak Juni lalu karena masih dalam proses pendalaman.
“Namun, untuk mengklaim ini benar atau enggak [antraks] harus ada laporan resmi, saya dapat laporan resmi baru hari ini, makanya saya tidak berani menyampaikan angka karena baru dikaji, baru hari ini ada keputusan,” katanya.
Sugeng pun mengimbau agar masyarakat mewaspadai apabila ada hewan yang mati mendadak, agar tidak dilakukan penyembelihan dan tidak mengkonsumsinya.
“Sekali lagi kami mengimbau kepada masyarakat kalau ada hewan yang mati dengan kondisi-kondisi tidak wajar, jangan disembelih, jangan dimakan, jangan dijual, apalagi kalau itu sudah ada kepastian dari dinas bahwa ini sedang dalam observasi ya jangan disembelih. Masyarakat kita kan sering kurang hati-hati, kalau ada hewan mati undang petugas dan jangan mengambil keputusan sendiri,” katanya.
Dia pun mengimbau apabila masyarakat menemukan hewan yang mati secara mendadak agar dapat dilaporkan kepada dinas terkait. “Kalau ada sapi yang tidak nafsu makan, ada gejala kejang, itu mesti terjadi sesuatu. Jangan disembelih, tetapi dilaporkan untuk kita lakukan pendampingan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Harga Beras di Indonesia Lebih Mahal dari Vietnam & Filipina, Ini Penyebabnya
Advertisement

Tiket Gratis Masuk Ancol, Berlaku Bagi Pengunjung Tak Bawa Kendaraan Bermotor
Advertisement
Berita Populer
- Taman Pintar Bangun Wahana Nglaras Budaya
- 11 Abdi Dalem Kraton Yogyakarta Dilantik Jadi Komcad Matra Laut
- Banyak yang Enggak Bayar, Target Penerimaan Retribusi Sampah Kota Jogja Sulit Tercapai
- Kualitas Udara Jogja Menurun, DLH Klaim Debu Biang Utamanya
- Pemkot Jogja Salurkan Bantuan Beras untuk 1.036 Keluarga di Danurejan
Advertisement
Advertisement