Advertisement
Morfologi Kubah Lava Berubah, BPPTKG: Rekomendasi Bahaya masih Tetap
![Morfologi Kubah Lava Berubah, BPPTKG: Rekomendasi Bahaya masih Tetap](https://img.harianjogja.com/posts/2023/07/09/1141273/img-20230315-wa0048.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Guguran awan panas yang terjadi dalam beberapa hari terakhir mengubah morfologi kubah lava Gunung Merapi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memastikan perubahan ini tidak memengaruhi rekomendasi bahaya.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso menjelaskan selama pekan ini terjadi satu kali awan panas guguran pada Rabu (5/7/2023) pukul 20.26 WIB ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur 2.700 meter, yang menyebabkan hujan abu tipis di lereng utara.
Advertisement
Selain itu, guguran lava teramati sebanyak 117 kali ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter dan suara guguran terdengar 27 kali dari pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang.
Aktivitas ini membuat morfologi kubah barat daya mengalami sedikit perubahan, sedangkan untuk kubah tengah tidak teramati perubahan yang signifikan. Berdasarkan foto udara tanggal 24 Juni 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.465.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.346.500 meter kubik.
BACA JUGA: Morfologi Kubah Barat Daya Gunung Merapi Berubah, Ini Penjelasan BPPTKG
Meski demikian, dia mengatakan aktivitas guguran tersebut hanya berdampak pada perubahan morfologi kubah lava dan volumenya. Sedangkan pada rekomendasi bahaya tidak berubah. “Wilayah bahaya tidak berubah,” ujarnya, Minggu (9/7/2023).
Wilayah bahaya dan rekomendasi bahaya tidak mengalami perubahan. Dalam rilis terbarunya pada Minggu (9/7/2023), BPPTKG menjelaskan rekomendasi bahaya Gunung Merapi yakni ktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat Siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas.
Adapun wilayah bahaya terdiri dari sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Pemerintah Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten agar melakukan upaya–upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/02/10/1203753/anggaran-ilustrasi.jpg)
Komisi XI DPR RI Pastikan Pengetatan Anggaran Tak Ubah Besaran APBN
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/01/27/1202297/liburan-garut.jpg)
Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati
Advertisement
Berita Populer
- Pelari Menikmati Serunya Rute Ikonik Lereng Merapi
- Jadwal Terbaru KRL Jogja-Solo Senin 10 Februari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan dan Maguwo
- Jadwal Terbaru Kereta Bandara Xpress Senin 10 Februari 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Wates dan YIA
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Senin 10 Februari 2025
- Jadwal Terbaru Bus Damri dari Bandara YIA Kulonprogo ke Jogja Senin 10 Februari 2025
Advertisement
Advertisement