Alasan Warga Terdampak Tol Jogja Solo di Maguwoharjo Menolak Nilai Ganti Rugi: Bangunan Minta Dihargai Rp7 Juta Per Meter
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Puluhan warga Maguwoharjo mengajukan keberatan atas nilai ganti rugi pengadaan tanah untuk pembangun tol Jogja-Solo. Mereka menilai harga yang ditawarkan tidak sebanding.
Keberatan puluhan warga disampaikan dalam agenda musyawarah penetapan bentuk ganti kerugian pada pengadaan tanah pembangunan jalan tol Jogja-Solo di Kalurahan Maguwoharjo, Depok pada Senin (24/7/2023). Salah satu warga yang mengajukan keberatan, Jaka Purwanta menilai ganti rugi yang diberikan tidak sebanding dengan nilai aset milik mereka.
Advertisement
BACA JUGA : Tol Jogja Solo di Ring Road Utara Segera Dibangun
Jaka mengatakan harga tanah yang diberikan saat ini tidak sebanding, karena warga juga bercita-cita membeli tanah di sekitar kawasan sebelumnya. Jaka khawatir nilai ganti rugi yang diberikan saat ini membuat warga terdampak tak mampu membeli tanah di kawasan tak jauh dari lokasi tanah yang dibebaskan. "Kalau kami disuruh beli Cangkringan, Ngemplak untuk apa. Wong kami sekarang kerja juga di daerah sini juga," ucapnya.
Menurut Jaka nilai appraisal yang diberitahukan pada musyawarah kedua ini tidak mencerminkan ganti untung. Melainkan hanya ganti wajar. "Kalau pembebasan lahan itu ganti untung, ini enggak ganti untung. Nilainya ganti wajar, angka wajar," tegasnya.
"Kami khawatir ketika kemarin angka apa adanya, ternyata nanti kami enggak bisa beli lagi. Akhirnya malah bukan kehidupan yang lebih baik, malah nyungsep nanti," ujarnya.
Tak hanya itu, Jaka juga menyinggung adanya kesalahan penghitungan appraisal pada 16 bidang tanah, termasuk bidang miliknya. "Andai kata kemarin itu kami tidak melakukan komplain, itu 16 bidang itu enggak ada perubahan angka. Sekarang ada berubah," ujarnya.
Dia menjelaskan, mulanya, nilai bangunan dua kontrakan Jaka seluas 150 meter dihargai Rp165 juta. Setelah dikomplain, harga dua kontrakannya dinilai sebesar Rp336 juta. Dia menakar, bangunannya saat ini hanya dihargai Rp1,5 juta-Rp2 juta per meter. Padahal menurut hitungannya, paling tidak harga bangunan miliknya bernilai Rp6 juta-Rp7 juta per meter.
Pada musyawarah kali ini, ada 25 orang dengan 32 bidang tanah yang mengajukan keberatan atas nilai appraisal yang ditetapkan. Keberatan ini disampaikan secara tertulis dalam musyawarah. "Kami sudah membuat surat keberatan tadi," ujarnya.
BACA JUGA : Dibangun Paling Akhir, Ini 4 Exit Toll Jogja Solo di Sepanjang
"Jadi kami itu warga terdampak tol Solo-Jogja seksi 2 terutama di Padukuhan Ringinsari dan Sembego. Jadi kami itu sebenarnya sangat mendukung adanya jalan tol ini, cuma kan harusnya ada sesuatu konsekuensi yang bagus," ungkapnya.
banyak warga terdampak tol yang hidup dari usaha di lokasi terdampak termasuk dirinya. Ia memiliki bisnis dua kontrakan di lahan terdampak tersebut dengan omzet Rp40 juta per tahun. Belum lagi usaha-usaha warga lain yang terdampak lantaran sangat terpengaruh dari lokasi usaha yang apabila dipindahkan di lokasi baru, belum tentu dapat menghidupi warga seperti saat ini.
"Ternyata semua dihargai yang tidak sebanding. Makanya kami meminta tim appraisal mengkaji ulang harga tanah dan bangunan. Terutama tanah," ujarnya.
Lebih lanjut Jaka tidak ingin warga menerima uang miliaran rupiah tapi tidak bisa membeli tanah karena ganti rugi yang diberikan tidak sebanding. "Kami berkomitmen mendukung ini [tol], cuma kami tolong diperhatikan jangan sampai nanti kami itu setelah nerima uang miliaran tapi kami enggak bisa beli tanah," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KAI Amankan 7.200 Barang Milik Penumpang, Total Senilai Rp11,4 Miliar
- Pekerja Kreatif Bertemu Calon Walikota Jogja Hasto Wardoyo, Bahas Apa?
- Hasil Pemetaan dan Rekomendasi dari Bawaslu Bantul Terkait Potensi TPS Rawan di Pilkada Bantul 2024
- Puluhan Pengumpul Sampah Datangi Rumah Cabup Sleman Harda Kiswaya, Sampaikan Keluhan dan Harapan
- Rutin Melakukan CSR, Kali Ini The Phoenix Hotel, Grand Mercure dan Ibis Yogyakarta Adisucipto Mengunjungi PAUD Stroberi
Advertisement
Advertisement