TBC Bukan Kutukan, Dinkes DIY Ajak Penderita Periksa

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Stigma negatif di masyarakat tentang penyakit TBC atau Tuberculosis menjadi salah satu penyebab terjadinya ketimpangan atau gab antara jumlah target dengan realisasi pengobatan TBC. Dinas Kesehatan DIY menegaskan bahwa TBC bukan kutukan sehingga masyarakat didorong untuk memeriksakan diri.
Pengelola Program TBC Dinas Kesehatan DIY Suharna menyampaikan keberhasilan pengobatan TBC di DIY pada tahun 2021 mencapai 85,9% dari yang harus dicapai lebih dari 90%. Kekurangan ini lantaran masih ada pasien yang drop out dari pengobatan.
Advertisement
Kemudian jumlah kasus penyakit TBC yang diobati dan dilaporkan pada tahun 2022 di DIY sebanyak 5.449 pasien. Di mana target atau perkiraan jumlah kasus TBC sebesar 10.530.
“Gapnya memang masih 50 persen, harusnya kita semua orang itu peduli TBC, seperti Covid kemarin. Saat itu semua pihak termasuk masyarakat bergerak bersama untuk menanggulangi Covid-19 dan akhirnya sekarang selesai. Seharusnya TBC juga bisa seperti itu, semua bisa dilibatkan.” katanya.
Baca juga: KRL Jogja Solo Mati Lampu hingga Mogok Dua Kali, Ini Kronologinya
Penyebab selisih antara target dan realisasi menurutnya juga disebabkan karena stigma negatif terhadap penyakit ini. Maka dari itu, perlu edukasi yang lebih masif agar pasien dapat menerima keadaannya dan mau berobat, sedangkan masyarakat juga memberikan perhatian tanpa harus mengucilkan pasien TBC.
Ia menyatakan TBC itu bukan penyakit yang memalukan dan bukan kutukan. Karena itu perlu ditemukan dan diobati sampai sembuh sehingga tidak menularkan kepada orang terdekat. Jika merasakan gejala TBC agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat, tanpa harus dicari-cari petugas.
Yayasan Penyintas Tuberkulosis Terbesar (Terus Bersama-sama Berjuang) Yogyakarta mendorong pasien dan penyintas TBC untuk saling menguatkan. Salah satunya adalah menyebarluaskan dan memanfaatkan platform laportbc.id.
“laportbc.id itu kanal aduan, ketika pasien mendapatkan stigma negatif dan diskriminasi atau mentalnya turun di situ kita akan sharing. Termasuk ketika terkendala support dana dari pemerintah, bisa dilaporkan melalui website tersebut,” kata Ketua Yayasan Terbesar Yogyakarta, Michael Bryandito Mahartom dalam kegiatan Sosialisasi Dukungan Umpan Balik Pasien TBC (CBMF) laportbc.id di Ndorogiri Resto & Space, Jalan Imogiri Timur, Dusun Karanganom, Kalurahan Wonokromo, Kapnewon Pleret, Bantul, Jumat (28/7/2023)
Michael mengatakan, pihaknya terus berupaya memberikan kontribusi pada program tuberkulosis untuk eliminasi penyakit tuberkulosis di Indonesia khususnya DIY. Pada Tahun 2021 Yayasan Penyintas Tuberkulosis Terbesar Yogyakarta bergabung menjadi anggota jejaring POP TB selaku SR Tematik dibawah PR Konsorsium Penabulu-STPI untuk program penanggulangan TBC di Indonesia.
Atas aksi Yayasan Penyintas Tuberkulosis Terbesar itu, Dinkes DIY memberikan apresiasi karena pasien dan penyintas TBC dapat diberdayakan untuk membantu pasien yang sedang pengobatan supaya tertib berobat dan sembuh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Truk Pakan Ternak Terguling di Jalan Jatinom-Boyolali Klaten, Diduga Rem Blong
- Truk Terguling di Jalan Jatinom-Boyolali Klaten, Lalu Lintas Sempat Tersendat
- Pembunuhan Penjual Bubur Boyolali, Uang-Perhiasan Dikembalikan ke Ahli Waris
- Hukum Siswa hingga Kakinya Melepuh, Guru SMPN di Madiun Dinonaktifkan
Berita Pilihan
Advertisement

Imigrasi Pastikan Syahrul Yasin Limpo Tidak Dalam Status Cekal
Advertisement

Garrya Bianti, Resort Eksklusif Baru di Jogja yang Cocok untuk Healing Anda
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement