Kampanye lewat Baliho Masih Marak, Pengamat: Tak Efektif dan Cuma Jadi Sampah
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Kampanye politik lewat baliho dinilai akan menambah sampah visual maupun produksi sampah. Politisi dirasa perlu menempuh cara lebih edukatif dan pendekatan dialog dengan masyarakat.
Dosen Sosiologi UGM, Arie Sujito menilai penggunaan baliho dalam kampanye pemilu sering kali tidak berguna. Malahan, keberadaan baliho hanya menjadi sampah visual, juga menciptakan sampah baru.
Advertisement
"Itu sampah visual, kita ini Jogja sudah banyak sampah. Ini nanti kalau sampah visual tambah ribut. Demokrasi jangan dikotori oleh baliho-baliho yang seringkali enggak berguna," tuturnya pada Senin (31/7/2023).
BACA JUGA: Duh! 95 Ton Sampah Jogja Masih Belum Punya Solusi
Dosen yang memiliki minat kajian sosiologi politik hingga kajian gerakan sosial tersebut juga berpandangan, pemasangan baliho menjadi potret ketidakberanian politisi untuk bertemu dengan rakyat. "Orang yang hanya menghadirkan baliho, dia sebetulnya enggak percaya diri, karena enggak mau berani ketemu rakyat," ungkapnya.
Padahal menurut Arie politisi harus berani bertemu rakyatnya. Perkara banyaknya rakyat yang harus ditemui, itu menjadi tugas tim sukses untuk meramu kampanye yang lebih jitu. "Harusnya dia harus berani ketemu rakyat, cuma masalahnya bagaimana jumlah yang banyak itu artinya tim sukses pun harus membuat kampanye yang lebih oke," ujar dia.
Di sisi lain Arie juga menyoroti pelaksanaan kampanye yang harusnya lebih mengutamakan diskusi atau dialog dengan warga. Tidak perlu digelar secara urakan. "Termasuk kampanye kampanye itu enggak pelu lah urakan yang selama ini ada. Sekarang harus lebih edukatif, lebih dialog, mendatangi ke masyarakat. Enggak perlu banyak masang baliho-baliho itu, kalau pun itu ya [masang baliho] tapi sebetulnya itu enggak penting," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Anggota DPR Sebut Bantuan Beras Sering Kali Tidak Tepart Sasaran, Banyak Mafia
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Forkom Homestay Bantul Targetkan Okupansi 75 Persen Saat Libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
- Fenomena Musiman Ulat Jati, Dispar Gunungkidul Mengaku Aman dan Tak Mengganggu Kawasan Wisata
- Depo Mandala Didatangi Menteri LH, Pj Wali Kota Jogja : Penanganan Sampah Sudah Berlapis
- Tes CPNS Gunungkidul: Hanya 220 Peserta Lolos Seleksi Kompetensi Bidang, Ini Link Pengumumannya
- Rencana Malioboro Jadi Pedestrian Penuh Tertunda sampai 2027, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement