Advertisement

Kuatkan Bantul sebagai Kota Kreatif, 10.000 Pelajar Bawakan Tari Salawat Montro

Jumali
Senin, 07 Agustus 2023 - 14:07 WIB
Jumali
Kuatkan Bantul sebagai Kota Kreatif, 10.000 Pelajar Bawakan Tari Salawat Montro Bupati Bantul Abdul Halim Muslih saat memberikan keterangan di gedung Parasamya Bantul, Senin (7/8/2023) - Harian Jogja/Jumali

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Sebanyak 10.000 siswa SMA/SMK/MA sederajat di Bantul akan melakukan flashmob Tari Montro Sukalestari, di Pantai Parangkusumo, Kretek, Bantul, 26 Agustus 2023. Tarian asal Dusun Kauman, Pleret, Bantul ini akan mengukuhkan Bantul sebagai Kota Kreatif dunia.

BACA JUGA: Bantul Masuk Kota Kreatif Dunia

Advertisement

"Even pertunjukan kesenian yang saat ini telah menjadi warisan budaya takbenda Indonesia ini akan memecahkan rekor Museum Rekor Indonenesia (MURI)," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih kepada wartawan, Senin (7/8/2023).

Selain memecahkan rekor MURI dan mengukuhkan Bantul sebagai Kota Kreatif, Bupati Halim mengungkapkan, acara tersebut juga akan diikuti dengan deklarasi yang dilakukan oleh generasi muda di Bumi Projotamansari. Mereka akan mendeklarasikan diri untuk tidak akan berbuat hal negatif dan mengganggu citra pariwisata di Bantul dan DIY.

Halim mengungkapkan, gelaran yang dikemas dalam tajuk Bantul Creative City Festival 2023 ini sangat berbeda dengan kegiatan Bantul Inclusive Carnival (BIC) yang digelar pada Rabu (10/5/2023). Di mana, kegiatan BIC merupakan gelaran pawai produk kerajinan dan budaya yang melibatkan asosiasi, mahasiswa, industri kreatif, pemerintah, serta unsur masyarakat lainnya. Berbagai produk unggulan ekonomi kreatif dan kesenian masyarakat memeriahkan gelaran tersebut.

"Jadi dulu itu hanya semacam tasyakuran saja. Kali ini kami ingin kembangkan, dan mempertegas jika Bantul adalah Kota Kreatif. Sebab, kami hanya punya kreativitas, karena Bantul ini kan SDA juga enggak punya, maka kami harus kembangkan kreativitas kami," jelasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo mengungkapkan, 10.000 penari dari kalangan siswa SMA/SMK dan sederajat termasuk pondok pesantren untuk membawakan Tari Montro Sukalestari. Mereka akan mengenakan kaos putih lengan panjang, celana hitam dan jarik serta peci. Para pelajar ini akan melakukan flashmob selama 6 menit. Sedangkan pemilihan Pantai Parangkusumo didasarkan kepada tingginya animo masyarakat datang ke pantai tersebut saat musim liburan.

"Kami juga usahakan Bantul lebih terkenal nantinya. Ke depan, setipa tahun kami akan pecahkan rekor MURI dengan menggelar sejumlah pertunjukan. Ini dilakukan sebagai upaya penguatan Bantul sebagai Kota Kreatif," jelasnya.

Tari Montro Sukalestari

Dikutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Tari Montro Sukalestari adalah kesenian ini berfungsi sebagai sarana dakwah, terutama saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan hari besar Islam lainnya.

Pada 11 April 1939 di Kauman Pleret, Bantul, hadir Kanjeng Pangeran Yudanegara. Ia merupakan menantu Sri HB VII yang memberikan sentuhan-sentuhan pada lagu dan singir slawatan montro.

Pada lagu iringan montro, tampak pengaruh dari wayang orang Keraton Yogyakarta dengan maca kanda. Sejak saat itu, seni montro banyak diminati oleh masyarakat Kauman, Pleret, Bantul.

Dalam bahasa Jawa, kata 'montro' berarti nama bunga mentimun. Nama tersebut juga bisa diartikan sebagai nama gending montro.

Perbedaan antara shalawat Maulud dan selawat montro adalah pada gerakan tarinya. Shalawatan Maulid hanya dilakukan dengan duduk bersila, sedangkan shalawatan montro memiliki gerakan tari di dalamnya.

Adapun tarian ini juga memiliki beberapa perlengkapan instrumen pengiring, di antaranya 4 buah rebana, 1 kendang batangan, 1 kendang ketipung, kempul, gong, 6 orang pelantun lagu, dan seorang maca kandha. Kelompok penari montro juga ikut melantunkan syair lagu.

Pada pementasannya, semua seniman montro duduk bersila dengan suasana hening. Sikap tersebut sesuai dengan isi lantunan lagu syair di dalam musiknya.

Penari montro pun juga menempati posisi duduk. Jika ada gerak yang harus dilakukan, mereka akan menggerakkan sebagian badan dan lehernya dengan lembut. Sesekali, tangan mereka juga ikut bergerak lembut sesuai dengan irama yang dilantunkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

KPK Akui Fasilitasi Pertemuan Perwira TNI dengan Tahanan di Lantai 15

News
| Jum'at, 22 September 2023, 15:27 WIB

Advertisement

alt

Wisatawan Mancanegara Mulai Melirik Desa Wisata di Bantul

Wisata
| Jum'at, 22 September 2023, 07:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement