Penataan Kawasan Kumuh Bantaran Sungai Jogja Telan Rp2,9 Miliar
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Penataan kawasan kumuh Kota Jogja pada 2023 ini menyasar tiga wilayah yang menghabiskan anggaran sebanyak Rp2,9 miliar. Tiga kawasan ini berada di pinggir sungai di mana tujuannya agar mengembalikan ruang publik yang sebelumnya digunakan warga.
Tiga kawasan kumuh tersebut antara lain Kelurahan Prawirodirjan, tepatnya di RW 18, Kelurahan Pakuncen di RW 08, Kelurahan Klitren di RW 05.
Advertisement
Penataan dan pembangunan di tiga kawasan tersebut sedang dikerjakan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, Kawasan Permukiman (DPUPKP) Jogja dan ditargetkan rampung pada November nanti.
Penataan kawasan kumuh di Kelurahan Prawirodirjan RW 18 menghabiskan anggaran Rp899,9 juta. Di mana merelokasi 29 rumah yang berdiri di Sultan Grond seluas 1.500 meter persegi di pinggir Sungai Code. Kelak penataan dan pembangunan akan menghasilkan ruang terbuka untuk publik di proyek tersebut.
Sedangkan penataan kawasan kumuh di Kelurahan Pakuncen RW 08 memakan anggaran Rp999,9 juta. Penataan dan pembangunan yang ada melanjutkan proyek sebelumnya pada 2021. Di mana dilakukan pembangunan jalan di pinggir Sungai Winongo. Selain itu juga dibangun saluran sanitasi yang layak bagi warga sekitar.
BACA JUGA: Damkar Bantul Berhasil Mengevakuasi 177 Ular, Simak Tips Mengusir
Terakhir penataan kawasan kumuh dilakukan di Kelurahan Klitren RW 05 menelan biaya Rp999,9 juta di mana pembangunan yang dilakukan melanjutkan penataan pada 2021. Penataan dilakukan dengan membangun jalan dan membuat saluran sanitasi di mana sebagian dari tanah wedi kengser (lahan tepi sungai) milik warga.
Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman DPUPKP Jogja Sigit Setiawan menyebut penataan kawasan kumuh ini jadi aganeda rutinnya. “Agar kawasan dengan kategori kumuh semakin mengecil di Kota Jogja,” katanya, Rabu (23/8/2023).
Sigit menjelaskan tantangan terbesar pengecilan kawasan kumuh di wilayahnya adalah kurangnya lahan untuk saluran sanitasi. “Salah satu indikator kawasan kumuh ini soal sanitasi, tantangan terbesar kami menata saluran sanitasi karena kekurangan lahan. Sehingga selama ini menggeser rumah yang berdekatan dengan sungai agar lebih menjauh,” jelasnya.
Pembangunan sanitasi juga dilakukan sekaligus dengan membuat ruang terbuka publik di pinggir sungai. “Sekaligus menata [kawasan kumuh] sungai di Kota Jogja agar lebih rapi dan bersih, karena sungai ini aset yang harus diwariskan ke anak cucu, selain untuk ruang terbuka publik juga untuk menjaga kelestarian lingkungan,” kata Sigit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Lima Truk Dam Asal Jogja Buang Sampah ke Saptosari Gunungkidul, Sopir Diamankan Polisi
- Catat! Malam Jumat Kliwon Pekan Depan Ada Sendratari Sang Ratu di Parangkusumo
- 124 Warga Sidomulyo Sleman Terima Ganti Rugi Tol Jogja-Solo Seksi 3 Sebesar Rp53 Miliar
- Tok! Eks Dirut PT Tarumartani Divonis 8 Tahun Penjara atas Dugaan Korupsi Rp8,7 Miliar
- 500 Kiai dan Nyai Sebut Harda-Danang sebagai Pilihan Tepat untuk Sleman Baru
Advertisement
Advertisement