Advertisement

Promo November

Gumuk Pasir Rusak dan Tidak Seindah Dulu, Ini Penyebabnya

Lugas Subarkah
Rabu, 30 Agustus 2023 - 15:47 WIB
Ujang Hasanudin
Gumuk Pasir Rusak dan Tidak Seindah Dulu, Ini Penyebabnya Gumuk pasir di Pantai Parangtritis. - IST/Humas Pemkab Bantul

Advertisement

Harianjogja.com, BANTULGumuk Pasir Parangkusumo dinilai tidak seindah dulu karena beberapa faktor salah satunya aktivitas wisata. Dinas Pariwisata Bantul pun akan mengkaji skema penataan gumuk pasir dengan tetap mempertimbangkan aspek ekonomi masyarakat.

Kepala Dinas Pariwisata Bantul, Kwintarto Heru Prabowo, menjelaskan kerusakan gumuk pasir ini terlihat dengan tidak ada berubahnya pola gumuk pasir dalam waktu yang cukup lama. “Sekarang kalau kita lihat di lapangan hampir semua titik di zona inti itu bentuknya ajeg. Ini yang dirasa gumuk pasir perlu dilestarikan,” ujarnya, Rabu (30/8/2023).

Advertisement

Beberapa penyebab fenomena ini ada dua hal. Pertama, akibat terhambatnya angin dan pasir dari pantai yang sekarang tidak bisa naik ke gumuk pasir karena terhalang pepohonan yang ditanam di selatan gumuk pasir. “Kedua, aktivitas wisata, salah satunya jeep wisata yang dinilai tidak pas kalau melalui zona inti,” katanya.

Berdasarkan data Pemda DIY, kawasan gumuk pasir di Parangkusumo memiliki total luas sekitar 431 hektare. Dari luas tersebut, 141,5 hektare merupakan zona inti gumuk pasir. Di zona inti ini lah yang akan diprioritaskan untuk ditata agar tetap indah.

“Di zona inti harusnya free tidak ada apapun. Salah satunya termasuk pohon di tepi pantai yang menyebabkan pasir tidak lagi masuk ke gumuk pasir. Sebenarnya gumuk akan hidup ketika angin cukup, lalu pasir juga dari pantai bisa naik ke gumuk itu,” katanya.

BACA JUGA: Dongkrak Kunjungan Wisatawan di Bantul, Even di Kawasan Pantai Perlu Diperbanyak

Maka nantinya akan dikaji apakah pohon-pohon di sisi selatan gumuk pasir akan dihilangkan sebagian atau semuanya. Menurunya, jika semua pohon di sekitar gumuk terutama yang mendekati Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) dihilangkan, pasir bisa masuk ke JJLS. Maka pihaknya akan melibatkan ahli untuk penataan ini.

“Dulu pas ditanami pasti ada pertimbangannya. Cuma ketika pohon terlalu rengket, gumuk tidak bisa indah seperti di foto-foto beberapa puluh tahun lalu. Pelestarian gumuk pasir menjadi bagian yang sudah direncanakan Pemda Bantul,” paparnya.

Kemudian terkait aktivitas wisata terutama yang bersifat atraksi, nantinya akan secara bertahap ditata agar tidak merusak zona inti gumuk pasir. Meski demikian, saat ini belum diambil keputusan apakah akan melarang sama sekali atau membatasi aktivitas wisata di sekitar zona inti tersebut.

“Diharapkan zona inti ini menjadi zona yang nyaman untuk dilihat, bukan dipakai untuk kegiatan yang sifatnya atraktif. Tapi saat ini belum ada istilah pelarangan. Memang nanti secara bertahap kegiatan ini nanti akan melalui satu skema misalnya desain [penataan],” katanya.

Meski demikian, ia memastikan tetap mempertimbangkan aspek ekonomi masyarakat di sekitar gumuk pasir. “Prinsip kemaren [kajian] juga tetap harus mempertimbangkan aspek ekonomi masyarakat di sekitarnya,” kata dia.

Jaka memang nanti harus dihilangkan wisata atraktifnya, ia berencana tetap perlu mengakomodir para pelaku wisata tersebut. “Sekalipun ada perubahan bentuk di kawasan gumuk, tetapi akan direncanakan sebuah kegiatan yang bisa mengakomodir yang sedang berusaha tidak berhenti,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan

News
| Jum'at, 22 November 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement