Advertisement
Suryodiningratan Ingin Satukan Potensi Lokal Jadi Daya Ungkit Ekonomi Warga

Advertisement
JOGJA—Suryodiningratan yang terletak di Kemantren Mantrijeron dulunya dikenal sebagai kawasan yang banyak didiami oleh para abdi dalem dan para kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Sekarang wilayah yang ditopang dengan aktivitas pariwisata dan ekonomi jasa itu masih mengandalkan sektor kebudayaan sebagai daya tarik wilayah.
Advertisement
Ketua LPMK Kelurahan Suryodiningratan, Mudji Rahardjo menyampaikan wilayah Suryodiningratan terdiri dari empat kampung yang masing-masingnya punya potensi dan ciri khas tersendiri. Keempatnya yakni Kampung Pugeran, Kumendaman, Minggiran dan Suryodiningratan. "Cukup banyak potensi wilayah yang masih digeluti oleh masyarakat Suryodiningratan seperti aktivitas budaya, kuliner, wisata dan potensi lainnya," kata Mudji.
Menurut Mudji, salah satu potensi lokal yang menjadi keunikan wilayah ini yakni adanya keberadaan ndalem yang dulunya merupakan tempat tinggal keluarga dan kerabat Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Beberapa di antaranya yakni Mangkukusuman, Riyokusuman, Cakraningratan dan Purboseputran. Beberapa Ndalem itu sampai sekarang masih bertahan dan difungsikan.
Ndalem Mangkukusuman letaknya di sebelah barat Plengkung Gading (Nirbaya) yang merupakan kediaman GPH Mangkukusuma, putra ke-17 dari Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Sayangnya, Ndalem Mangkukusuman itu sudah tidak ada lagi dan sekarang telah berganti jadi SMA Piri dan Kantor Telkom STO Pugeran.
"Kemudian Ndalem Riyokusuman merupakan kediaman BRAy Brongtodiningrat, putri ke-47 Sri Sultan Hamengku Buwana VII dari garwa BRAy Pujoretno dan sekarang sudah menjadi Hotel Royal Brongto," katanya.
BACA JUGA: Sumbu Filosofi di Joga Diharapkan Mendongkrak Ekonomi
Selanjutnya Ndalem Purboseputran yang sekarang difungsikan sebagai gedung Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Jogja. Kemudian Ndalem Cakraningratan sekarang menjadi kediaman GBPH Condrodiningrat, putra ke-14 Sri Sultan Hamengku Buwana ke IX dari garwa BRAy Hastungkoro.
"Beberapa ndalem itu sudah ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya dan difungsikan menjadi sekolah dan aktivitas pariwisata. Tetap terjaga dan dilestarikan," ujarnya.
Mudji menerangkan, sebagai kawasan penyangga Sumbu Filosofi, Suryodiningratan berupaya tetap mempertahankan ciri khasnya baik itu di bidang budaya, pariwisata dan potensi ekonomi lain. Sebusa mungkin potensi yang ada itu diselaraskan dengan status sebagai penyangga Sumbu Filosofi.
"Ke depan, kami ingin agar sesuai aktivitas budaya, wisata dan potensi di Suryodiningratan itu bisa diwujudkan menjadi daya ungkit ekonomi masyarakat menjadi lebih sejahtera."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Polri Klaim Selesaikan 3.326 Kasus Premanisme dalam Operasi Serentak
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Soal Kelanjutan Rencana Pengembangan Wisata Malam Parangtritis, Begini Kata Dispar DIY
- Jalan Tegalsari-Klepu Kokap Penghubung YIA-Borobudur Hanya Diperbaiki 4 Kilometer, Ini Alasannya
- Pendaftar Sekolah Rakyat Sonosewu dan Purwomartani Tembus 700 Orang, Dinsos Gelar Verifikasi Lapangan
- Cak Imin Resmikan SPPG BUMDes Tridadi Sleman
- Warga Kasihan Jadi Korban Penipuan Modus Balik Nama Sertifikat
Advertisement