Advertisement
Menjelang Panen Raya, Petani Pindul Mengantisipasi Serangan Hama Pipit

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Petani di kawasan wisata Gua Pindul di Kalurahan Bejiharjo, Karangmojo, Gunungkidul sebentar lagi akan panen raya untuk masa tanam ketiga. Untuk mengurangi risiko serangan hama pipit, petani memasang jaring di atas sawah yang ditanami padi.
Salah seorang petani di Dusun Gelaran 1, Bejiharji, Supri mengatakan keberadaan di Gua Pindul tidak hanya dimanfaatkan sebagai destinasi pariwisata. Namun aliran sungainya juga berfungsi untuk irigasi pertanian. “Ada sekitar sepuluh hektare sawah yang sangat bergantung dengan aliran air dari Pindul,” kata Supri, Selasa (5/9/2023).
Advertisement
Dia menjelaskan, dengan ketersediaan air yang melimpah, maka petani di kawasan Pindul dalam setahun bisa panen tiga kali. Kondisi ini sangat berbeda jauh dengan umumnya petani di Gunungkidul yang maksimal panen dua kali setahun.
“Sawah di sini bukan tadah hujan dan sangat terbantu dengan adanya pasokan air dari Gua Pindul. Jadi, meski kemarau tetap bisa menanam padi dan memanennya,” ungkapnya.
Menurut dia, untuk masa panen ketiga tidak akan lama lagi. Diperkirakan dalam kurun waktu tiga minggu hingga satu bulan, petani di kawasan Pindul akan panen.
Dilihat dari sisi pertumbuhan, Supri tidak menampik tanaman tumbuh dengan baik karena mulai tumbuh bulir padi. Meski demikian, di fase ini menjadi sangat krusial karena rawan diserang hama pipit.
BACA JUGA: KPK Segera Periksa Cak Imin Terkait Dugaan Korupsi di Kemenaker
Guna mengatasi serangan, petani berinisiatif memasang jaring di atas tanaman padi yang dimiliki. Cara ini dinilai efektif mencegah serangan karena kawanan burung tak bisa mengambil bulir-bulir padi karena terhalang jaring.
“Kalau tidak dipasang jaring, bisa habis diserang pipit. Sebab, sekali datang jumlahnya bisa mencapai ratusan ekor,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Risimiyadi mengungkapkan di musim kemarau banyak lahan yang tak digarap. Hal ini dikarenakan mayoritas lahan di Gunungkidul merupakan tadah hujan sehingga aktivitas bercocok tanam banyak dilakukan saat musim hujan.
“Kalau kemarau memang banyak lahan yang dibiarkan kosong. Nanti setelah mendekat musim penghujan, baru digarap untuk persiapan tanam pertama,” katanya.
Dia menjelaskan, lahan baku sawah di Gunungkidul ada sekitar 27.000 hektare, namun saat kemarau yang ditanami hanya seluas 612 hektare.
“Jadi yang tetap ditanami hanya di daerah-daerah tertentu yang masih memiliki kecukupan air. Salah satunya di kawasan Pindul, dalam setahun bisa panen tiga kali,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jadi Utusan Khusus Presiden, Raffi Ahmad Bikin Program Indonesia Gembira
Advertisement

Pemerintah Kalurahan Patalan Bantul Sediakan Wisata Naik Andong Keliling Perdesaan
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru KRL Jogja Solo Hari Ini, Sabtu 15 Februari 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga Palur
- Jadwal KRL Solo Jogja Terbaru Hari Ini, Sabtu 15 Februari 2025, Berangkat dari Stasiun Palur hingga Tugu Jogja
- Jadwal Kereta Bandara Jogja Hari Ini, Sabtu 15 Februari 2025, Perhatikan Jamnya Jangan Salah Pilih
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Hari Ini, Sabtu 15 Februari 2025
- Jadwal Terbaru KA Prameks Kutoarjo-Jogja, Sabtu 15 Februari 2025, Naik dari Stasiun Kutoarjo ke Tugu Jogja
Advertisement
Advertisement