Advertisement
Pemkab Bantul Targetkan Angka Stunting di 2024 Jadi 12 Persen

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Pemerintah Kabupaten Bantul menargetkan angka stunting di wilayahnya berada di angka 12% pada 2024 mendatang. Jumlah itu lebih kecil dibandingkan target nasional yang mematok angka 14% stunting pada 2024 mendatang.
Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Bantul Joko Purnomo menjelaskan, upaya pencegahan stunting di wilayahnya sudah dimulai dari remaja perempuan yang sekarang duduk di bangku SMP dan SMA. Mereka dikenalkan dengan potensi stunting saat menikah dan masa mengandung nanti.
Advertisement
"Perempuan ini kan berisiko mengandung anak yang stunting. Ketika mereka hamil mungkin kesehatan tidak terkontrol, asupan gizi kurang, kehamilan tidak terjaga dengan baik, sampai melahirkan dan balita tidak diberikan asupan gizi baik sehingga menimbulkan stunting," kata Joko dalam acara Aksi Bergizi di Pleret, Jumat (8/9/2023).
Joko menjelaskan, perempuan punya peran penting untuk menjaga anak yang dilahirkan agar tidak mengalami stunting, sehingga sejak remaja mereka sudah harus paham tentang potensi kesehatan yang nantinya berisiko menimbulkan stunting pada anak. Seperti misalnya anemia, asupan gizi yang cukup dan lainnya.
"Generasi muda terutama yang perempuan ini jadi sasaran kami dalam jemput bola mencegah stunting. Kemudian juga calon pengantin dan ibu-ibu penggerak di tingkat kalurahan agar mereka terus menyampaikan informasi ajakan kaitannya dengan kebiasaan hidup sehat," jelasnya.
BACA JUGA: Polutan PM 2.5 Bisa Memicu Gagal Jantung, Ini Penjelasannya
Stunting diketahui menjadi salah satu persoalan kesehatan yang tengah serius dihadapi oleh pemerintah. Stunting adalah kondisi pertumbuhan yang terhambat pada anak-anak yang ditandai dengan tinggi badan yang sangat pendek dibandingkan dengan usia mereka. Pencegahannya bisa dimulai dari persiapan kehamilan ibu bahkan sejak remaja sampai usia dua tahun usia anak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Agus Tri Widyantara mengatakan, angka stunting tahun 2020 di wilayahnya tercatat 9,70%. Data di Puskesmas Pleret pada 2021 dari 752 ibu hamil ditemukan 278 ibu hamil yang anemia (36,9%) dan 66 bayi berisiko stunting dari 678 bayi yang lahir (9,73%). Angka ini menurun di 2022 dari 770 ibu hamil ditemukan 263 ibu hamil yang anemia (34,2%) dan 65 bayi lahir berisiko stunting dari 619 bayi lahir di 2022 (10,50%).
"Sekarang secara keseluruhan angka stunting di Bantul ada sebanyak 3.001 atau 15%. Dengan wilayah terbanyak ada di Kapanewon Imogiri dengan jumlah 453. Target kita nasional kan 2024 di angka 14%, sementara Bantul kita targetkan 12% pada tahun depan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Wamendes: Koprasi Merah Putih Jangan Mematikan Usaha di Desa yang Sudah Ada
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Jelang Kurban, Ternak di Gunungkidul Wajib Kantongi Surat Kesehatan Hewan
- Soal Kelanjutan Rencana Pengembangan Wisata Malam Parangtritis, Begini Kata Dispar DIY
- Jalan Tegalsari-Klepu Kokap Penghubung YIA-Borobudur Hanya Diperbaiki 4 Kilometer, Ini Alasannya
- Pendaftar Sekolah Rakyat Sonosewu dan Purwomartani Tembus 700 Orang, Dinsos Gelar Verifikasi Lapangan
- Cak Imin Resmikan SPPG BUMDes Tridadi Sleman
Advertisement